Makalah Kesulitan Belajar

BAB I
PENDAHULUAN


Makalah kesulitan Belajar- Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsure yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada dalam sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri.

Pada masa sekarang ini banyak sekali anak-anak mengalami kesulitan dalam belajar. Hal tersebut tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan kurang saja. Hal tersebut juga dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan tinggi. Selain itu, siswa yang berkemampuan rata-rata juga mengalami kesulitan dalam belajar. Sedang yang namanya kesulitan belajar itu merupakan kondisi proses belajar yang ditandai oleg hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai kesuksesan.

Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi yang rendah (kelainan mental) akan tetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor non-intelegensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu mendapat jaminan keberhasilan belajar, karena dalam rangka memperoleh dan meningkatkan kemampuan belajarnya.

Setiap siswa memiliki perbedaan dalam hal intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar. Semua perbedaan  tersebut sangat berpengaruh terhadap proses belajar seorang anak. Pada umumnya, peserta didik yang mengalami kesulitan belajar adalah anak-anak yang tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan, ataupun gangguan dalam belajar. Hal yang paling mendasar adalah anak yang memiliki keterbatasan mental dan IQ dibawah rata.


Rumusan Masalah Kesulitan Belajar.

Dari latar belakang  yang ada, dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
a.       Apa pengertian kesulitan belajar?
b.      Apa sajakah faktor-faktor kesulitan belajar?
c.       Bagaimanakah diagnosis kesulitan belajar?
d.      Apa sajakah jenis-jenis kesulitan belajar?
e.       Bagaimana karakteristik kesulitan belajar?
f.       Bagaimana ciri-ciri kesulitan belajar dan gejalanya?


Tujuan Dari Makalah Kesulitan Belajar

a.       Pengertian kesulitan belajar
b.      Faktor-faktor kesulitan belajar
c.       Diagnosis kesulitan belajar
d.      Jenis-jenis kesulitan belajar
e.       Karakteristik kesulitan belajar
f.       Ciri-ciri kesulitan belajar dan gejalanya

Kajian Teori Kesulitan Belajar

Gangguan yang menyebabkan masalah dalam berbicara, mendengarkan, membaca, menulis atau kemampuan matematika, juga gangguan perkembangan spesifik. Kesulitan belajar adalah gangguan dalam kemampuan belajar termasukdalam hal berbicara, membaca, menulis, atau kemampuan matematika. Anak yang mengalami kesulitan belajar terlihat dari kemampuan akademiknya satu atau dua tahun dibawah dari anak usianya dengan intelegensi normal. Sering kali kesulitan belajar ini tampak bersamaan dengan kesuliotan lain seperti ADHD (Attention Deficit Hyperactyvity Disorder) yang disebabkan ketidakteraturan fungsi daribagian tertentu pada otak.

Ada dua faktor yang menyebabkan kesulitan belajar seorang peserta didik, diantaranya:
1.     Faktor intern siswa
2.     Faktor ekstern siswa

Untuk menghadapi kesulitan belajar yang muncul terhadap peserta didik, guru harus bisa mengenal gejala-gejala yang timbul dalam proses belajar seorang anak. Dari gejala-gejala yang tampak itu, guru bisa menginterpretasi bahwa siswa tersebut mengalami kesulitan belajar dan guru juga bisa melakukan penyelidikan terhadap si anak, melalui beberapa cara seperti observasi, interview, tes diagnotic, dan dokumentasi.

Dengan adanya penyelidikan tersebut, guru (pendidik) bisa mencari alternatif untuk mengatasi kesulitan belajar dan penanggulangannya.

Ada beberapa metode yang bisa ditempuh dalam menanggulangi kesulitan belajar seorang peserta didik, diantaranya:
1.     Pengumpulan data
2.     Pengolahan data
3.     Diagnosis
4.     Prognosis
5.     Evalusi

BAB II
MASALAH KESULITAN BELAJAR DAN
PENANGGULANGANNYA
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Kesulitan Belajar

Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik (academic performance) yang memuaskan. Namun, dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya.

Makalah kesulitan belajar pdf makalah kesulitan belajar dan cara mengatasinya latar belakang diagnosis kesulitan belajar makalah kesulitan belajar matematika latar belakang kesulitan belajar pada anak pengertian kesulitan belajar menurut para ahli teori kesulitan belajar menurut para ahli latar belakang timbulnya kesulitan belajar makalah kesulitan belajar pdf makalah kesulitan belajar dan cara mengatasinya latar belakang diagnosis kesulitan belajar makalah kesulitan belajar matematika latar belakang kesulitan belajar pada anak pengertian kesulitan belajar menurut para ahli teori kesulitan belajar menurut para ahli latar belakang timbulnya kesulitan belajar

Sementara itu, penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah kita pada umumnya hanya ditujukan kepada para siswa yang berkemampuan rata-rata, sehingga siswa yang berkemampuan lebih atau yang berkemampuan kurang itu terabaikan. Dengan demikian, siswa-siswa yang berkategori “di luar rata-rata” itu (sangat pintar dan sangat bodoh) tidak mendapat kesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya.

Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan kemampuan intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori motorik (Clement, dalam Weiner, 2003). Berdasarkan pandangan Clement tersebut maka pengertian kesulitan belajar adalah kondisi yang merupakan sindrom multidimensional yang bermanifestasi sebagai kesulitan belajar spesifik (spesific learning disabilities), hiperaktivitas dan/atau distraktibilitas dan masalah emosional

Dari sini timbullah apa yang disebut kesulitan belajar (learning difficulty) yang tidak hanya menimpa siswa berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh siswa yang berkemampuan tinggi. Selain itu kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan rata-rata (normal) disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang menghambat tercapainya kinerja akademik yang sesuai dengan harapan.

2.2  Faktor-faktor Kesulitan Belajar

Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk kuliah, dan sering minggat dari sekolah.

Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam.
1.      Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam siswa sendiri.
2.      Faktor ektern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa.
Kedua faktor ini meliputi aneka ragam hal dan keadaan yang antara lain tersebut dibawah ini.

A.      Faktor intern siswa

  Faktor intern siswa meliputi gangguan atau ketidakmampuan psiko-fisik siswa, yakni:
1.      Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa;
2.      Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap;
3.      Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengar (mata dan telinga)

a. Fisiologi
Faktor fisiologi adalah factor fisik dari anak itu sendiri. seorang anak yang sedang sakit, tentunya akan mengalami kelemahan secara fisik, sehingga proses menerima pelajaran, memahami pelajaran menjadi tidak sempurna. Selain sakit factor fisiologis yang perlu kita perhatikan karena dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah cacat tubuh, yang dapat kita bagi lagi menjadi cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, serta gangguan gerak, serta cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, dan lain sebagainya. makalah kesulitan belajar pdf makalah kesulitan belajar dan cara mengatasinya latar belakang diagnosis kesulitan belajar makalah kesulitan belajar matematika latar belakang kesulitan belajar pada anak pengertian kesulitan belajar menurut para ahli teori kesulitan belajar menurut para ahli latar belakang timbulnya kesulitan belajar

b. Psikologis
Faktor psikologis adalah berbagai hal yang berkenaan dengan berbagai perilaku yang ada dibutuhkan dalam belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar tentunya memerlukan sebuah kesiapan, ketenangan, rasa aman. Selain itu yang juga termasuk dalam factor psikoogis ini adalah intelligensi yang dimiliki oleh anak. Anak yang memiliki IQ cerdas (110 – 140), atu genius (lebih dari 140) memiliki potensi untuk memahami pelajaran dengan cepat. Sedangkan anak-anak yang tergolong sedang (90 – 110) tentunya tidak terlalu mengalami masalah walaupun juga pencapaiannya tidak terlalu tinggi. Sedangkan anak yang memiliki IQ dibawah 90 ataubahkan dibawah 60 tentunya memiliki potensi mengalami kesulitan dalam masalah belajar. Untuk itu, maka orang tua, serta guru perlu mengetahui tingkat IQ yang dimiliki anak atau anak didiknya. Selain IQ factor psikologis yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah bakat, minat, motivasi, kondisi kesehatan mental anak, dan juga tipe anak dalam belajar.

B.     Faktor ektern siswa

Faktor ektern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Dari lingkungannya dibagi menjadi 3 macam:.

1. Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.

2. Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum area), dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.

3. Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.

Adapun faktor-faktor ekternnya adalah sebagai berikut:
a. Social. Yaitu faktor-faktor seperti cara mendidik anak oleh orang tua mereka di rumah. Anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup tentunya akan berbeda dengan anak-anak yang cukup mendapatkan perhatian, atau anak yang terlalu diberikan perhatian. Selain itu juga bagimana hubungan orang tua dengan anak, apakah harmonis, atau jarang bertemu, atau bahkan terpisah. Hal ini tentunya juga memberikan pengaruh pada kebiasaan belajar anak makalah kesulitan belajar pdf makalah kesulitan belajar dan cara mengatasinya latar belakang diagnosis kesulitan belajar makalah kesulitan belajar matematika latar belakang kesulitan belajar pada anak pengertian kesulitan belajar menurut para ahli teori kesulitan belajar menurut para ahli latar belakang timbulnya kesulitan belajar

b.Non-social Faktor-faktor non-sosial yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah factor guru di sekolah, kurikulum dan sebagainya.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli yang menaruh perhatian terhadap masalah kesulitan belajar, ditemukan sejumlah faktor penyebabnya, diantaranya
1. Keturunan
Di Swedia, Hallgren melakukan penelitian dengan objek keluarga dan menemukan rata-rata anggota tersebut mengalami kesulitan dalam membaca, menulis dan mengija, setelah diteliti secara lebih mendalam, ternyata salah satu faktor penyebabnya adalah faktor keturunan.

2. Otak
Ada pendapat yang menyatakan bahwa anak yang lamban belajar mengalami gangguan pada syaraf otaknya. Pendapat ini telah menjadi perdebatan yang cukup sengit. Beberapa peneliti menganggap bahwa terdapat kesamaan ciri pada perilaku anak yang mengalami kelambanan atau kesulitan belajar dengan anak yan ab-normal. Hanya saja anak yang lamban atau kesulitan belajar memiliki adanya sedikit tanda cedera pada otak, oleh karena itu para ahli tidak terlalu menganggap cedera otak sebagai penyebabnya, kecuali ahli syaraf membuktikan ini.

3. Pemikiran
Siswa yang mengalami kesulitan belajar akan menmgalami kesulitan dalam menerima penjelasan tentang pelajaran. Salah satu penyebabnya adalah mereka tidak dapat mengorganisasikan cara berpikir secara baik dan sistematis. Para ahli berpendapat bahwa mereka perlu dilatih berulang-ulang, dengan tujuan meningkatkan daya belajarnya.

4. Gizi
Berdasarkan penelitian para ahli yang dilakukan terhadap anak-anak dan binatang, ditemukan bahwa ada kaitan yang erat antara kesulitan belajar dengan kekurangan gizi. Artinya, kekurangan gizi menjadi salah satu penyebab terjadinya kelambanan atau kesulitan belajar.

5. Lingkungan
Faktor-faktor lingkungan adalah hal-hal yang tidak menguntungkan yang dapat nengganggu perkembngan mental anak, baik yang terjadi di dalam keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Meskipun faktor ini dapat pengaruhi kesulitan belajar, tetapi bukan satu-satunya faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar. Namun, yang pasti faktor tersebut dapat mengganggu ingatan dan daya konsentrasi anak.

6. Biokimia
Pengaruh penggunaan obat atau bahan kimia lain terhadap kesulitan belajar masih menjadi kontroversi. Penelitian yang dilakukan oleh Adelman dan Comfers (dalam Kirk & Ghallager, 1986) menemukan bahwa obat stimulan dalam jangka pendek dapat mengurangi hiperaktivitas. Namun beberapa tahun kemudian penelitian Levy (dalam Kirk & Ghallager, 1986) membuktikan hal yang sebaliknya. Penemuan kontroversial oleh Feingold menyebutkan bahwa alergi, perasa dan pewarna buatan hiperkinesis pada anak yang kemudian akan menyebabkan kesulitan belajar. Ia lalu merekomendasikan diet salisilat dan bahan makanan buatan kepada anak-anak yang mengalami kesulitan belajar.

Selain faktor-faktor yang bersifat umum diatas, adapula faktor yang yang juga menimbulkan kesulitan belajar siswa. Diantara faktor-faktor yang dapat dipandang sebagai faktor khusus ini ialah sindrom psikologis berupa learning disability (ketidakmampuan belajar). Sindrom (syndrome) yang berarti satuan gejala yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis (Reber,1998) yang menimbulkan kesulitan belajar itu.

1.        Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan membaca.
2.        Disgrafia (dysgraphia), yakni ketidakmampuan belajar menulis.
3.        Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar matematika.

Akan tetapi, siswa yang mengalami sindrom-sindrom diatas secara umum sebenarnya memiliki potensi IQ yang normal bahkan diantaranya ada yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar siswa yang menderita sindrom-sindrom tadi mungkin hanya disebabkan oleh adanya minimal brain dysfunction, yaitu gangguan ringan pada otak (Lask, 1985: Rebert, 1988).

2.3 Diagnosis Kesulitan Belajar

Sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru sangat dianjurkan terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya mengenal gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan “jenis penyakit” yakni jenis kesulitan belajar siswa.
Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas langkah-langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan belajar jenis tertentu yang dialami siswa. Prosedur seperti ini dikenal sebagai “diagnostik” kesulitan belajar. makalah kesulitan belajar pdf makalah kesulitan belajar dan cara mengatasinya latar belakang diagnosis kesulitan belajar makalah kesulitan belajar matematika latar belakang kesulitan belajar pada anak pengertian kesulitan belajar menurut para ahli teori kesulitan belajar menurut para ahli latar belakang timbulnya kesulitan belajar



2.4 Jenis Kesulitan Belajar

Jenis kesulitan belajar ini dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut:  Dilihat dari jenis kesulitan belajar: ada yang berat ada yang sedang. Dilihat dari bidang studi yang dipelajari: ada yang sebagian bidang studi yang dipelajari, dan ada yang keseluruhan bidang studi. Dilihat dari sifat kesulitannya: ada yang sifatnya permanen / menetap, dan ada yang sifatnya hanya sementara. Dilihat dari segi factor penyebabnya: ada yang Karena factor intelligensi, dan ada yang karena factor bukan intelligensi.Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan.

Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis. Kesulitan belajar siswa mencakup pengetian yang luas, diantaranya : (a) learning disorder; (b) learning disfunction; (c) underachiever; (d) slow learner, dan (e) learning diasbilities.

1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.

2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai dengan baik.

3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau rendah.

4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.

5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.

2.5 Karakteristik Kesulitan Belajar

Menurut Valett (dalam Sukadji, 2000) terdapat tujuh karakteristik yang ditemui pada anak dengan kesulitan belajar. Kesulitan belajar disini diartikan sebagai hambatan dalam belajar, bukan kesulitan belajar khusus.

1) Sejarah kegagalan akademik berulang kali Pola kegagalan dalam mencapai prestasi belajar ini terjadi berulang-ulang. Tampaknya memantapkan harapan untuk gagal sehingga melemahkan usaha.

2) Hambatan fisik/tubuh atau lingkungan berinteraksi dengan kesulitan belajar
Adanya kelainan fisik, misalnya penglihatan yang kurang jelas atau pendengaran yang terganggu berkembang menjadi kesulitan belajar yang jauh di luar jangkauan kesulitan fisik awal.

3) Kelainan motivasional Kegagalan berulang, penolakan guru dan teman-teman sebaya, tidak adanya reinforcement. Semua ini ataupun sendiri-sendiri cenderung merendahkan mutu tindakan, mengurangi minat untuk belajar, dan umumnya merendahkan motivasi atau memindahkan motivasi ke kegiatan lain.

4) Kecemasan yang samar-samar, mirip kecemasan yang mengambang Kegagalan yang berulang kali, yang mengembangkan harapan akan gagal dalam bidang akademik dapat menular ke bidang-bidang pengalaman lain. Adanya antisipasi terhadap kegagalan yang segera datang, yang tidak pasti dalam hal apa, menimbulkan kegelisahan, ketidaknyamanan, dan semacam keinginan untuk mengundurkan diri. Misalnya dalam bentuk melamun atau tidak memperhatikan.

5) Perilaku berubah-ubah, dalam arti tidak konsisten dan tidak terduga Rapor hasil belajar anak dengan kesulitan belajar cenderung tidak konstan. Tidak jarang perbedaan angkanya menyolok dibandingkan dengan anak lain. Ini disebabkan karena naik turunnya minat dan perhatian mereka terhadap pelajaran. Ketidakstabilan dan perubahan yang tidak dapat diduga ini lebih merupakan isyarat penting dari rendahnya prestasi itu sendiri

6) Penilaian yang keliru karena data tidak lengkap Kesulitan belajar dapat timbul karena pemberian label kepada seorang anak berdasarkan informasi yang tidak lengkap. Misalnya tanpa data yang lengkap seorang anak digolongkan keterbelakangan mental tetapi terlihat perilaku akademiknya tinggi, yang tidak sesuai dengan anak yang keterbelakangan mental.

7) Pendidikan dan pola asuh yang didapat tidak memadai Terdapat anak-anak yang tipe, mutu, penguasaan, dan urutan pengalaman belajarnya tidak mendukung proses belajar. Kadang-kadang kesalahan tidak terdapat pada sistem pendidikan itu sendiri, tetapi pada ketidakcocokan antara kegiatan kelas dengan kebutuhan anak. Kadang-kadang pengalaman yang didapat dalam keluarga juga tidak mendukung kegiatan belajar .




2.6 Ciri-Ciri Kesulitan Belajar dan Gejalanya

1.  Gangguan Persepsi Visual
·         Melihat huruf/angka dengan posisi yang berbeda dari yang tertulis, sehingga seringkali terbalik dalam menuliskannya kembali.
·         Sering tertinggal huruf dalam menulis. Menuliskan kata dengan urutan yang salah misalnya: ibu ditulis ubi.
·         Kacau (sulit memahami) antara kanan dan kiri.
·         Bingung membedakan antara obyek utama dan latar belakang.
·         Sulit mengkoordinasi antara mata (penglihatan) dengan tindakan (tangan, kaki dan lain-lain).

2.  Gangguan Persepsi Auditori
a.       Sulit membedakan bunyi; menangkap secara berbeda apa yang didengarnya.
b.      Sulit memahami perintah, terutama beberapa perintah sekaligus.
c.       Bingung/kacau dengan bunyi yang datang dari berbagai penjuru (sulit menyaring) sehingga susah mengikuti diskusi, karena sementara mencoba memahami apa yang sedang didengar, sudah datang suara (masalah) lain.

3.  Gangguan Belajar Bahasa
-          Sulit memahami/menangkap apa yang dikatakan orang kepadanya.
-          Sulit mengkoordinasikan/mengatakan apa yang sedang dipikirkan.

4.  Gangguan Perseptual-Motorik
•         Kesulitan motorik halus (sulit mewarnai, menggunting, menempel, dsb.)
•         Memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan canggung dan kaku dalam gerakannya.

5.  Hiperaktivitas
-          Sukar mengontrol aktifitas motorik dan selalu bergerak (tak bisa diam)
-          Berpindah-pindah dan satu tugas ke tugas lain tanpa menyelesaikannya

6.  Kacau (distractability)
·         Tidak dapat membedakan stimulus yang penting dan tidak penting
·         Tidak teratur, karena tidak memiliki urutan- urutan dalam proses pemikiran
·         Perhatiannya sering berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan

2.7 Pengertian Kesulitan Belajar

Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh ruang untuk mencapai kinerja-kinerja akademik (academic perpormance) yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya.

Makalah kesulitan belajar pdf makalah kesulitan belajar dan cara mengatasinya latar belakang diagnosis kesulitan belajar makalah kesulitan belajar matematika latar belakang kesulitan belajar pada anak pengertian kesulitan belajar menurut para ahli teori kesulitan belajar menurut para ahli latar belakang timbulnya kesulitan belajar

Sementara itu, penyelenggaraan pendidikan disekolah-sekolah kita pada umumnya hanya ditujukan kepada para siswa yang berkemampuan rata-rata sehingga siswa yang berkemampuan lebih atau yang berkemampuan kurang terabaikan. Dengan demikian siswa-siswa yang berkatagori” diluar rata-rata” itu(sangat pintar dan sangat bodoh) tidak mendapatkan kesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya. Dari sini kemudian timbullah apa yang disebut kesulitan belajar (learning dificulty) yang tidak hanya menimpa siswa berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh siswa yang berkemampuan tinggi. Selain itu, kesulitan belajar itu juga dapat dialami oleh siswa berkemampuan rata-rata(normal) disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang menghambat tercapainya kinerja akademik yang sesuai dengan harapan.

2.8 Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi beljarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku(misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak-teriak dalam kelamengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah dan cabut dari sekolah.

Makalah kesulitan belajar pdf makalah kesulitan belajar dan cara mengatasinya latar belakang diagnosis kesulitan belajar makalah kesulitan belajar matematika latar belakang kesulitan belajar pada anak pengertian kesulitan belajar menurut para ahli teori kesulitan belajar menurut para ahli latar belakang timbulnya kesulitan belajar

Secara garis besar faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri dari 2 macam:
1. Faktor intern siswa
Yakni hal-hal atau keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri, dan faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psikofisik siswa, yakni:

a. Yang bersifat kognitif(ranah cipta) antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/inteligensi siswa.
b.Yang bersifat afektif(ranah rasa) antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.
c. Yang bersifat psikomotorik(ranah karsa) antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar  (mata dan telinga).

2.Faktor ekstern siswa
Yaitu hal-hal atau keadaan yang datang dari luar diri siswa. Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi tiga macam:
a.       Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
b.      Lingkungan masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh(sium area), dan teman sepermainan(peer group) yang nakal.
c.       Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.

2.9 Cara Mengenal Anak Didik Yang Mengalami Kesulitan Belajar

Seperti telah dijelaskan bahwa anak didik yang mengalami kesulitan belajar adalah anak didik yang tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan, atau gangguan dalam belajar, sehingga menampakkan gejala-gejala yang bisa diamati oleh orang lain, guru, ataupun orangtua.


Beberapa gejala sebagai pertanda adanya kesulitan dalam belajar, misalnya:
1.      Menunjukkan prestasi yang rendah/dibawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas.
2.      Hasil yang di capai tidak seimbang dengan usaha yang di lakukan. Ia berusaha dengan keras tetapi nilainya selalu rendah.
3.      Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam segala halnya: dalam mengerjakan soal-soal, dalam menyelesaikan tugas-tugas.
4.      Menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti: acuh tak acuh, berpura-pura, dusta, dll.
5.      Menunjukan tingkah laku yang berlainan,misalnya mudah tersinggung, murung, pemarah, bingung, cemberut, kurang gembira, selalu sedih.

Dari gejala-gejala yang tampak itu, guru (pembimbing) bisa menginterprestasi bahwa ia kemungkinan mengalami kesulitan balajar. Disamping melihat gejala- gejala yang tampak, guru pun bisa melakukan penyelidikan antara lain dengan:
a.       Observasi
Adalah suatu cara memperoleh data dengan langsung mengamati terhadap objek. Sambil melakukan observasi, dilakukan pencatatan terhadap gejala- gejala yang tampak pada diri subjek, kemudian di seleksi untuk dipilih yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
b.      Interview
Adalah cara mendapatkan datadengan wawancara langsung terhadap orang yang di selidiki atau terhadap orang lain yang dapat memberikan informasi tentang orang yang di selidiki (guru, orang tua, teman intim). Untuk menyelidiki murid yang mengalami kesulitan belajar, interview, bisa di laksanakan langsung atau tidak langsung.
c.       Tes diagnostic
Adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan tes. Menurut cronbach, tes adalah: suatu prosedur yang sistematis untuk membandingkan kelakuan dari dua orang atau lebih. Untuk mengetahui murid yang mengalami kesulitan belajar tes meliputi: tes buatan guru (teacher made test) yang terkenal dengan tes diagnosting tes psikologis. Sebab yang mengalami kesulitan belajar itu mungkin di sebabkan IQ rendah, tidak memiliki bakat, mentalnya minder dll, sehingga di perlukan tes psikologis. Untuk mengetahui IQ bisa di gunakan: tes SPM (standard progressif matrics), dsb.
d.      Dokumentasi
Adalah cara mengetahui sesuatu dengan melihat catatan-catatan, arsip-arsip, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan orang yang di selidiki. Untuk mengenal murid yang mengalami kesulitan belajar bisa melihat:
-          Riwayat hidupnya
-          Kehadiran murid didalam mengikuti pelajaran
-          Memiliki daftar pribadinya
-          Catatan harinya
-          Catatan kesehatan
-          Daftar hadir di sekolah
-          Kumpulan ulangan
-          Rapor, dll.

Setelah data terkumpul kemudian diseleksi, tinggal data-data yang diperlukan, untuk dapat mengatakan murid mana yang mengalami kesulitan belajar, diperlukan patokan kesulitan belajar.

2.10 Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar Serta Penanganannya

Dalam rangka usaha mengatasi kesulitan belajar tidak bisa diabaikan dengan kegiatan mencari faktor-faktor yang diduga sebagai penyebabnya. Karena itu, mencari sumber-sumber penyebab utama dan sumber-sumber penyebab penyerta lainnya, mutlak dilakukan secara akurat, efektif, dan efisien.

Makalah kesulitan belajar pdf makalah kesulitan belajar dan cara mengatasinya latar belakang diagnosis kesulitan belajar makalah kesulitan belajar matematika latar belakang kesulitan belajar pada anak pengertian kesulitan belajar menurut para ahli teori kesulitan belajar menurut para ahli latar belakang timbulnya kesulitan belajar

Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka usaha mengatasi kesulitan belajar anak didik, dapat dilakukan 6 tahap, yaitu: pengumpulan data, pengolahan data, diagnosis, prognosis, treatment, dan evaluasi.


1.      Pengumpulan data
Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar, diperlukan banyak informasi. Untuk memperoleh informasi tersebut, maka perlu diadakan suatu pengamatan langsung yang disebut dengan pengumpulan data. Menurut Samisbani dan R isbani, dalam pengumpulan data dapat dipergunakan berbagai metode, diantaranya adalah:
a.       Observasi
b.      Kunjungan rumah
c.       Case study
d.      Case history
e.       Daftar pribadi
f.       Meneliti pekerjaan anak
g.      Tugas kelompok
h.      Melaksanakan test (baik tes IQ maupun tes prestasi/ achievement).

Dalam pelaksanaannya, metode-metode tersebut tidak harus semuanya digunakan secara bersama-sama akan tetapi tergantung pada masalahnya, kompleks atau tidak. Semakin rumit masalahnya, maka semakin banyak juga kemungkinan metode yang dapat dipergunakan, sebaliknya semakin sederhana masalahnya, mungkin dengan satu metode observasi saja, sudah dapat ditemukan faktor apa yang menyebabkan kesulitan belajar anak.

2.      Pengolahan data
Data yang telah terkumpul dari kegiatan tahap pertama tersebut, tidak ada artinya jika tidak diadakan pengolahan secara cermat. Semua data harus diolah dan dikaji untuk mengetahui secara pasti sebab-sebab kesulitan belajar yang dihadapi oleh anak.

Dalam pengolahan data, langkah yang ditempuh antara lain adalah:
a.       Identifikasi kasus
b.      Membandingkan antar kasus
c.       Membandingkan dengan hasil tes, dan
d.      Menarik kesimpulan

3.      Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan data. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
a.       Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak(berat dan ringannya).
b.      Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan belajar.
c.       Keputusan mengenai faktor utama penyebab kesulitan belajar, dsb.

4.      Prognosis
Prognosis artinya”ramalan”. Apa yang telah ditetapkan dalam tahap diagnosis, akan menjadi dasar utama dalam menyusun dan menetapkan ramalan mengenai bantuan apa yang harus diberikan kepadanya untuk membantu mengatasi masalahnya.

Pendek kata, prognosis adalah merupakan aktivitas menyusun rencana/program yang diharapkan dapat mengatasi masalah kesulitan belajar anak didik.

5.      Treatment (Perlakuan)
Perlakuan disini maksudnya adalah pemberian bantuan kepada anak yang bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut. Bentuk treatment yang mungkin dapat diberikan:
-          Melalui bimbingan belajar individual.
-          Melalui bimbingan belajar kelompok.
-          Melalui remedial teaching untuk mata pelajaran tertentu.
-          Melalui bimbingan orang tua di rumah.
-          Pemberian bimbingan pribadi untuk mengatasi masalah-masalah psikologis.
-          Pemberian bimbingan mengenai cara belajar yang baik secara umum.
-          Pemberian bimbingan mengenai cara belajar yang baik sesuai dengan karakteriktik setiap mata pelajaran.

6.      Evalusi
Evaluasi disini dimaksudkan untuk mengetahui apakah treatment yang telah diberikan berhasil dengan baik. Artinya ada kemajuan, yaitu anak dapat dibantu keluar dari lingkaran masalah kesulitan belajar, atau gagal atau berhasil treatment yang telah diberikan kepada anak, dapat diketahui sampai sejauh mana kebenaran jawaban anak terhadap item-item soal yang diberikan dalam jumlah tertentu melalui alat evaluasi berupa tes prestasi belajar atau achievement test. Karenanya, perlu pengecekan kembali dengan cara mencari faktor-faktor penyebab dari kegagalan itu.

Agar tidak terjadi kesalahan pengertian, disini perlu ditegaskan bahwa pengecekan kembali hanya dilakukan bila terjadi di kegagalan treatment berdasarkan evaluasi, di mana hasil prestasi belajar anak didik masih rendah, di bawah standar. Dalam rangka pengecekan kembali atas kegagalan treatment, secara teoritis langkah-langkah yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut:
a.       Re-ceking data (baik yang berhubungan dengan masalah pengumpulan maupun pengolahan data).
b.      Re-diagnosis
c.       Re-prognosis
d.      Re-treatment
e.       Re-evaluasi



BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Kesulitan dalam pembelajaran atau belajar merupakan suatu hal yang sering ditemui oleh para pendidik, terutama guru. Sebagai upaya untuk memberikan terapi terhadap permasalahan kesulitan belajar maka dapat ditempuh melalui media klinik pembelajaran. Pembelajaran merupakan wadah bagi guru untuk melakukan serangkaian upaya yaitu kegiatan refleksi, penemuan masalah, pemecahan masalah melalui beragam strategi untuk meningkatkan ketrampilan dalam mengelola pembelajaran. Strategi utama yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.

makalah kesulitan belajar pdf makalah kesulitan belajar dan cara mengatasinya latar belakang diagnosis kesulitan belajar makalah kesulitan belajar matematika latar belakang kesulitan belajar pada anak pengertian kesulitan belajar menurut para ahli teori kesulitan belajar menurut para ahli latar belakang timbulnya kesulitan belajar

Karena Pembelajaran merupakan milik bersama para guru, maka tempat ini dapat digunakan dengan bebas untuk berdiskusi, melakukan refleksi atau merenung tentang proses pembelajaran yang telah dijalani, bersimulasi, misalnya bagaimana cara mengajarkan suatu konsep dengan menyenangkan, dan membuat catatan bersama-sama dengan teman sejawat. Dalam Pembelajaran, para supervisor akan membantu dalam melakukan berbagai kegiatan tersebut.

Dalam analisis kesulitan pembelajaran dapat dilalui dengan identifikasi kesulitan belajar, mengadakan diagnosis kesulitan belajar, melakukan bimbingan dan konseling belajar, dan kemudian menetapkan model pembelajaran serta mengatasi kesulitan belajar.

Pada dasarnya semua anak memiliki kemampuan, walaupun mungkin saja kemampuan yang dimiliki berbeda satu dengan yang lainnya. pada tingkat pendidikan dasar berbagai kemampuan tersebut masih memiliki relasi yang kuat, membaca, menulis, serta berhitung. Masalah yang mungkin ada pada pada salah satu kemampuan tersebut dapat menggangu kemampuan yang lain.

Dengan demikian apa yang kita sering lakukan baik sebagai seorang orang tua, ataupun seorang guru dengan mengatakan seorang anak yang mendapatkan nilai yang rendah merupakan anak yang bodoh dan gagal perlu menjadi perhatian kita. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa mungkin saja anak hanya mengalami gangguan pada salah satu kemampuan tadi, dan ia tidak tahu bagaimana mengatasi masalah tersebut.

Untuk itu, yang terpenting bagi kita adalah dapat menelaah dengan baik perkembangan anak kita. Diagnosis terhadap permasalahan sesungguhnya yang dialami anak mutlak harus dilakukan. Dengan demikian kita akan mengetahui kesulitan belajar apa yang dialami anak, sehingga kita dapat menentukan alternatif pilihan bantuan bagaimana mengatasi kesulitan tersebut.

Anak-anak berkemampuan tinggi, tetapi mengalami hambatan dalam belajar meskipun jumlah mereka tidak banyak, namun perlu dicermati. Karena sesungguhnya mereka adalah aset yang berharga. Kendala yang nampak untuk membantu mereka adalah kesulitan dalam mengidentifikasi mereka.

Pengertian kesulitan belajar  adalah segala masalah atau hal yang mempengaruhi sistem belajar setiap individu atau kelompok sehingga proses penerimaan belajar sulit untuk berkembang dan diterima oleh setiap individu dan kelompok tersebut.

Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
1.     Faktor intern siswa
2.     Faktor ekstern siswa

Beberapa gejala sebagai pertanda adanya kesulitan dalam belajar, misalnya:
1.     Prestasi yang rendah
2.     Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
3.     Lambat dalam melaksanakan tugas-tugas belajar
4.     Menunjukkan sifat kurang wajar
5.     Menunjukkan tingkah laku yang berlainan

Usaha mengatasi kesulitan belajar / penanggulangannya, langkah-langkah yang perlu dilakukan antara lain:
1.     Pengumpulan data
2.     Pengolahan data
3.     Diagnosis
4.     Prognosis
5.     Treatment

6.     Evalusi

DAFTAR PUSTAKA


1.      Sholihin, Muchlis. M. Ag. Buku Ajar Psikologi Belajar PAI. STAIN Pamekasan Press. 2006.
2.      Asrori, Mohammad, M. Pd. Psikologi Pembelajaran. Bandung. CV Wacana Prima. Cet. II, 2008.
3.      Feldmen, William. Penerjemah Sudarmaji. Mengatasi Gangguan Belajar Pada Anak. Prestasi Putra. Jakarta:. 2002.
4.      Syah, Muhibbin. M. Ed. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT. Remaja Rosdakarya.Bandung. 2005.
5.      Purwanto, Ngalim, MP. Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2010
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home