Materi Ekonomi Kelangkaan

Pengertian Kelangkaan adalah suatu keadaan( barang serta menyebabkan kelangkan dan jasa}, dimana ketersediaannya dalam jumlah yang terbatas, dibutuhkan dalam jumlah yang tidak terbatas, dengan kelangkaan untuk memperolehnya membutuhkan pengorbanan (diukur dengan harga), juga tergantung pada situasi serta menyebabkan kelangkan dan kondisi. Misal, Oksigen di kelas (misalnya kelas X) termasuk barang tidak langka. Oksigen di luar angkasa/di dalam laut termasuk barang langka.

Penyebab atau Alasan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  akan kelangkaan manusia tidak terbatas sifat alami manusia : tidak pernah puas akan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  serta menyebabkan kelangkan dan kelangkaan semakin memperjelas kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia. Kemajuan Teknologi serta menyebabkan kelangkan dan Informasi, kebudayaaan, adat istiasadat, serta menyebabkan kelangkan dan kebiasaan, faktor kondisi alam. Faktor lingkungan sosial, perkembangan perekonomian, perkembangan zaman, misalnya mode yang lagi “in. tingkat pendapatan, agama serta menyebabkan kelangkan dan Kepercayaan.

Sementara itu disisi lain sumber daya ekonomi sangat terbatas. Penyebab atau alasan keterbatasan sumberdaya ekonomi dikarenakan. Keterbatasan sumber daya alam, Sumber Daya Alam tidak dapat diperbaharui. Bencana Alam, pertambahan penduduk yang pesat, seserta menyebabkan kelangkan dangkan sumber daya alam tidak bertambah, kelambatan penemuan teknologi, kerusakan Sumber Daya Alam karena ulah manusia. Keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolahnya.

Penggolongan Sumber Daya Ekonomi

Adapun Sumber Daya Ekonomi dapat digolongkan ke dalam empat golongn, yaitu :Submer Daya Alam, Sumber Daya manusia, Sumber Daya Modal, serta menyebabkan kelangkan dan Sumber Daya Skill. Ke empat ini lebih dikenal dengan faktor produksi.
Sumber Daya Alam merupakan faktor produksi yang disediakan oleh alam tanpa ada campur tangan manusia untuk membuatnya. Misalnya, tanah serta menyebabkan kelangkan dan isi yang terkandung di dalamnya. Faktor produksi ini jumlahnya sangat terbatas.
Sumber Daya Manusia. Sumber Daya Manusia yang dimaksud di sini adalah faktor produksi manusia yang berupa tenaga kerja yang mencakup fisik serta menyebabkan kelangkan dan mentalnya. Sumber Daya /faktor Produksi Tenaga Kerja Manusia ini dapat dibagi 2 yaitu:
Tenaga Kerja Rohani adalah tenaga kerja yang mengutamakan pemikiran dalam melaksanakan kegiatannya, misalnya : pendeta, manajer, pengarang, dll

Tenaga Kerja Jasmani adalah tenaga kerja yang mengandalkan fisik. Tenaga kerja jasmani ini terbagi 3, yaitu:1) Tenaga Ahli (Skilled Labour) Tenaga ahli adalah tenaga kerja yang diperoleh melalui proses pendidikan formal, contoh dokter, guru, dosen, akuntan, dll. 2) Tenaga Terlatih (Trained Labour), Tenaga terlatih adalah tenaga yang diperoleh melalui kursus/latihan-latihan secara teratur serta menyebabkan kelangkan dan jangka waktu tertentu, contoh : montir, tukang jahit, dll. Tenaga Kerja Tidak Terdidik serta menyebabkan kelangkan dan Tidak terlatih (Unsklilled and Untrained Labour), Tenaga kerja ini hanya mengandalkan kemampuan fisik semata, sehingga tidak membutuhkan keahlian atau keterampilan tertentu, contoh : pesuruh, buruh, dll.

Sumber Daya Modal

Sumber Daya Modal dapat digolongkan dalam beberapa bentuk, Modal Menurut bentuk/wujudnya (kelihatan/tidak) : (a) Modal Abstrak, Modal Abstarak disebut juga modal tidak nyata, yaitu modal yang tidak kelihatan tetapi dapat dirasakan untuk memperlancar proses produksi. Contoh : hak cipta, good will, hak paten, dll. (b) Modal konkret. Modal konkret disebut juga modal nyata, yaitu modal yang dapat dilihat secara fisik serta menyebabkan kelangkan dan digunakan dalam proses produksi. Contoh : uang tunai, barang, mesin, gedung,
Modal Menurut Jenisnya dikelompokkan menjadi, (i) Modal Barang (Capital Goods). Modal barang yaitu, modal berupa barang yang digunakan dalam kegiatan produksi. Contoh: mesin-mesin, gedung, dll. (ii) Modal Uang (Money Capital) , Modal uang yaitu modal berupa uang yang mempunyai daya beli serta menyebabkan kelangkan dan dapat digunakan untuk membeli faktor-faktor produksi Contoh : uang tunai, simpanan di bank (tabungan/deposito). (iii) Modal Properti (Property Capital), Modal property, yaitu modal dalam bentuk bukti-bukti kepemilikan. Contoh : saham, hipotek, bond (obligasi/surat utang).

Modal Menurut Sifatnya terdiri dari (-) Modal Tetap (Fixed Capital), Modal Tetap adalah modal berupa barang yang tahan lama yang dapat digunakaan untuk beberapa kali proses produksi. Contoh : mesin-mesin gedung, perkakas, peralatan kantor dll. (-) Modal Lancar (Variabel Capital), Modal lancar, yaitu modal berupa barang-banrang atau alat-alat yang habis dipakai dalam satu kali proses produksi. Contoh : bahan mentah, bahan pembantu, bahan bakar, alat tulis kantor(kertas, pensil, tinta,dll).

Modal Menurut Fungsinya, Modal Perorangan/individu (Private Capital), Modal Perorangan adalah modal yg berasal dari perorangan serta menyebabkan kelangkan dan fungsinya memberikan keuntungan bagi si pemilik modal tersebut. Modal Masyarakat (Social Capital), Modal Masyarakat adalah modal milik masyarakat yang fungsinya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Contoh : sekolah, angkutan umum, terminal, jembatan, jalan raya.
Modal Menurut Sumber serta menyebabkan kelangkan dan Resikonya. Modal Sendiri, Modal sendiri yaitu modal yang berasal dari pemilik perusahaan (sendiri/bersama) , serta menyebabkan kelangkan dan resiko ditanggung penuh oleh pemilik modal. Modal Asing, Modal asing adalah modal yang asalnya dari pihak lain (bukan pemilik persusahaan), misalnya dengan meminjam (melalu bank/non bank) seserta menyebabkan kelangkan dangkan resiko harus ditanggung oleh perusahaan tersebut.

1. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Manusia yang Tidak Terbatas

Dalam menjalani kehidupannya, manusia dihadapkan pada berbagai permasalahan ekonomi. Permasalahan tersebut timbul akibat keinginan manusia mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kelangsungan hidup dapat dipertahankan jika kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidupnya terpenuhi. Selain itu, aserta menyebabkan kelangkan danya keinginan untuk hidup layak menyebabkan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup manusia beraneka ragam serta menyebabkan kelangkan dan selalu bertambah. Akibatnya, kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup manusia menjadi tidak terbatas.

1.1. Pengertian Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan

Kelangkaan berkaitan dengan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan . Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  adalah segala sesuatu yang diperlukan manusia dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup guna mencapai taraf hidup sejahtera. Pada prinsipnya, kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  setiap orang berbeda-beda serta menyebabkan kelangkan dan terus berkembang sejalan bertambahnya usia. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia terhadap benda atau jasa dapat memberikan kepuasaan kepada manusia itu sendiri, baik kepuasaan jasmani maupun kepuasaan rohani. Dalam memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidupnya, manusia membutuhkan alat pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan . Alat tersebut disediakan alam ataupun manusia melalui proses produksi. Upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan nya tidak pernah berakhir. Oleh karena itu, manusia perlu bertindak rasional agar tercapai pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup secara memuaskan.

1.2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Manusia

Mengapa kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  timbul serta menyebabkan kelangkan dan terus berkembang? Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  timbul karena aserta menyebabkan kelangkan danya tuntutan fisik serta menyebabkan kelangkan dan/atau psikis agar hidup layak. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  terus berkembang karena manusia memiliki sifat tidak puas atas pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup. Keadaan ini mengakibatkan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia menjadi tidak terbatas. Keberadaan manusia dalam hidup bermasyarakat membuat manusia satu dengan yang lain berbeda dalam memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan nya. Mengapa kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia berbeda-beda? Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia berbeda-beda karena dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini.

a. Keadaan Alam (Tempat)

Keadaan alam mengakibatkan perbedaan dalam memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia. Orang yang tinggal di daerah kutub, membutuhkan pakaian yang tebal untuk menahan hawa dingin. Lain halnya dengan kita yang tinggal di daerah tropis, cukup memakai pakaian yang tipis. Oleh karena itu, tampak di sini bahwa keadaan alam dapat mendorong manusia untuk menginginkan barang-barang yang sesuai dengan kondisi alam di tempat yang bersangkutan.

b . Agama serta menyebabkan kelangkan dan Kepercayaan

Ajaran agama yang berbeda dapat mengakibatkan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang berbeda pula. Misalnya, penganut agama Islam dilarang makan babi, seserta menyebabkan kelangkan dangkan penganut agama Hindu dilarang makan sapi. Hal ini menunjukkan bahwa masingmasing agama memerlukan alat-alat pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  tertentu yang harus dipakai dalam menjalankan ibadah. Selain itu dalam hal perayaan keagamaan, masing-masing agama atau kepercayaan berbeda-beda, sehingga kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  akan barang juga berbeda. Misalnya pada saat menjelang hari raya Idul Fitri, kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  akan pakaian muslim akan meningkat tajam. Berbeda halnya ketika hari raya Natal tiba, orang-orang Nasrani membutuhkan pohon Natal serta menyebabkan kelangkan dan bingkisan-bingkisan Natal. Dengan demikian masing-masing agama atau kepercayaan mempunyai kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang berbeda-beda.

c . Adat Istiadat

Adat atau tradisi yang berlaku di masyarakat sangat memengaruhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup masyarakat. Alasannya, suatu adat atau tradisi akan memengaruhi baik perilaku maupun tujuan hidup kelompok masyarakat setempat.
Akibatnya tradisi yang berbeda akan menimbulkan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang berbeda pula. Misalnya upacara perkawinan. Pelaksanaan upacara antardaerah akan berbeda-beda. Upacara pernikahan di Jawa Tengah dengan di Sumatra Barat akan memiliki ritual yang berbeda, sehingga kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan nya pun akan berbeda pula.

d . Tingkat Peradaban

Makin tinggi peradaban suatu masyarakat makin banyak kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  serta menyebabkan kelangkan dan makin tinggi pula kualitas atau mutu barang yang dibutuhkan. Pada zaman purba, kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia masih sedikit. Namun seiring berkembangnya peradaban, kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia semakin banyak. Manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan nya agar mencapai kemakmuran. Dahulu manusia tidak membutuhkan sepeda motor, namun sekarang sepeda motor menjadi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang sangat penting, karena dapat mengefisienkan waktu sampai tempat tujuan. Selain itu cita rasa kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia modern juga semakin meningkat. Manusia menuntut kualitas tinggi dari barang-barang atau jasa yang dibutuhkan. Dengan demikian membuktikan bahwa perkembangan peradaban akan menyebabkan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  akan berkembang serta menyebabkan kelangkan dan beragam.
Selain itu, ketidakterbatasan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup dipengaruhi faktor-faktor antara lain:
  • tingkat usia
  • tingkat pendidikan
  • kemajuan ilmu pengetahuan serta menyebabkan kelangkan dan teknologi
  • tingkat pendapatan
  • jumlah penduduk
  • lingkungan sosial budaya
  • promosi produk tertentu (iklan)
  • perbedaan kondisi geografis
  • agama serta menyebabkan kelangkan dan kepercayaan

1.3. Macam-Macam Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Manusia

Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia yang tidak terbatas serta menyebabkan kelangkan dan bermacam-macam itu dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan , yaitu kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  berdasarkan intensitasnya, bentuk serta menyebabkan kelangkan dan sifatnya, subjek yang membutuhkannya, waktu pemenuhannya, serta menyebabkan kelangkan dan wujudnya. Kelangsungan hidup dapat dipertahankan jika manusia mengonsumsi barang serta menyebabkan kelangkan dan jasa. Hal ini berarti manusia mampu memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidupnya yang beragam. Pada prinsipnya, jenis-jenis kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1.3.1. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Menurut Intensitas Kegunaan

Pengelompokkan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup menurut tingkat kegunaannya (intensitasnya) dapat dibedakan menjadi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  primer, kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  sekunder, serta menyebabkan kelangkan dan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  tersier.

a. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Primer

Primer berasal dari kata primus, yang berarti pertama. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  primer ini disebut juga kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  alamiah karena kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  ini berkaitan erat dengan kodrat kita sebagai manusia. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  primer adalah kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  dasar yang harus dipenuhi manusia agar hidup layak. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  primer disebut juga kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  pokok. Menurut International Labour Organization (ILO), kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  primer adalah kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  fisik minimal masyarakat berkaitan dengan kecukupan pokok setiap masyarakat, baik masyarakat kaya maupun miskin. Seandainya kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  primer tidak dipenuhi, kelangsungan hidup manusia akan terganggu. Contoh kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  primer, antara lain makan, minum, pakaian, serta menyebabkan kelangkan dan tempat tinggal.

b. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Sekunder

Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  sekunder adalah kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang bersifat sebagai pelengkap kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  pokok (kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  primer). Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  sekunder dapat dipenuhi setelah kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  pokok terpenuhi. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  ini berkaitan dengan aspek lingkungan sosial, tradisi masyarakat, budaya, serta menyebabkan kelangkan dan psikologis. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  sekunder setiap orang dapat berbeda-beda. Contoh kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  sekunder, antara lain radio, perabot rumah tangga, pendidikan, tas, sepeda motor, meja, kursi, alat tulis, serta menyebabkan kelangkan dan alat olah raga.

c. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Tersier

Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  tersier adalah kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang dapat dipenuhi setelah kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  primer serta menyebabkan kelangkan dan sekunder terpenuhi dengan baik. Pada umumnya, pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  tersier dilakukan oleh orang-orang yang berpenghasilan tinggi, biasanya digunakan untuk menunjukkan status sosial (prestise), serta menyebabkan kelangkan dan identik dengan unsur kemewahan. Contoh kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  tersier, antara lain kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  rumah mewah, perhiasan, berlian, serta menyebabkan kelangkan dan mobil mewah.
Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  primer setiap orang akan sama. Tentunya setiap orang akan membutuhkan rumah untuk tempat tinggalnya. Makan untuk kelangsungan hidupnya, minum untuk menghilangkan dahaga, serta pakaian untuk menjaga tubuh dari panas serta menyebabkan kelangkan dan dingin. Kalian juga akan membutuhkan barang-barang tersebut, bukan? Lain halnya dengan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  sekuder serta menyebabkan kelangkan dan tersier. Setiap orang mempunyai kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  sekunder serta menyebabkan kelangkan dan tersier yang berbeda-beda. Coba, perhatikan saja di lingkungan sekitar tempat tinggal kalian. Bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  akan sepeda motor menjadi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang mewah. Akan tetapi berbeda dengan orang yang berpenghasilan tinggi. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  akan sepeda motor menjadi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  sekunder. Adakalanya kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  sekunder dapat menjadi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  primer bagi sebagian orang. Akan tetapi, ada sebagian orang yang menganggap sebutuhan sekunder sebagai kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  tersier. Perbedaan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  ini disebabkan karena perbedaan tingkat sosial ekonomi.

1.3.2. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Menurut Bentuk serta menyebabkan kelangkan dan Sifatnya

Pengelompokan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup menurut bentuk serta menyebabkan kelangkan dan sifatnya dapat dibedakan menjadi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  jasmani serta menyebabkan kelangkan dan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  rohani.

a. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Jasmani

Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  jasmani adalah kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang diperlukan oleh fisik atau baserta menyebabkan kelangkan dan manusia agar dapat hidup secara layak serta menyebabkan kelangkan dan baik. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  jasmani terkait erat dengan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  fisik, seperti menjaga kesehatan atau penampilan. Pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  jasmani dapat dilakukan jika kondisi tubuh bugar atau sehat. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang bersifat kebendaan. Contoh kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  jasmani, antara lain kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  makanan serta menyebabkan kelangkan dan minuman, pakaian, alat-alat olah raga untuk menunjang kesehatan raga atau baserta menyebabkan kelangkan dan, serta menyebabkan kelangkan dan sebagainya.

b. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Rohani

Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  rohani adalah kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang dapat memberikan rasa puas pada jiwa, rohani, serta menyebabkan kelangkan dan perasaan seseorang. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  rohani berkaitan dengan upaya manusia memperoleh kepuasan batin. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  ini timbul akibat dorongan perasaan, etika, serta menyebabkan kelangkan dan pikiran seseorang untuk memperoleh kepuasan. Apabila kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  rohani manusia terpenuhi, maka manusia akan merasa senang, aman, tenteram, serta menyebabkan kelangkan dan terhibur. Contoh kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  rohani, antara lain kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  akan perhatian dari orang tua, rekreasi di tempat wisata, menjalankan ajaran agama dengan baik, serta menyebabkan kelangkan dan sebagainya.

1.3.3. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Menurut Subjek yang Membutuhkan

Pengelompokan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup menurut subjek yang membutuhkannya dapat dibedakan menjadi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  individual serta menyebabkan kelangkan dan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  kelompok.

a. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Individu

Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  individu adalah kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang berguna untuk pemenuhan atau pemuasan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  seseorang secara individu (pribadi). Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  individu sama artinya dengan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  individual. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  individu (perorangan) diartikan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang diinginkan setiap orang. Pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  ini akan berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain. Hal tersebut dipengaruhi oleh keinginan, hobi, jenis pekerjaan, status sosial, atau pendidikan. Contoh kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  individual, antara lain kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  seorang pelajar akan buku pelajaran atau kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  nelayan akan perahu serta menyebabkan kelangkan dan jala.

b. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Kelompok

Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Kelompok adalah kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  umum atau orang banyak. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  kelompok sama artinya dengan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  kolektif. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  kolektif merupakan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang erat hubungannya dengan kesejahteraan, ketertiban, keamanan, keindahan, serta menyebabkan kelangkan dan kemakmuran masyarakat. Ketersediaan alat pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  ini dapat dipenuhi masyarakat secara swadaya ataupun disediakan oleh pemerintah. Contoh kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  kolektif/kelompok, kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  pakaian seragam bagi kelompok paduan suara atau tim olah raga, jalan raya bagi pengguna jalan, serta menyebabkan kelangkan dan pasar untuk jual beli barang bagi masyarakat.

1.3.4. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Menurut Waktu Pemenuhannya

Pengelompokan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup menurut waktu pemenuhannya dapat dibedakan menjadi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  sekarang serta menyebabkan kelangkan dan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  masa depan.

a. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Sekarang

Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  sekarang adalah kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang bersifat mendesak serta menyebabkan kelangkan dan tidak dapat ditunda. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  sekarang harus dipenuhi pada saat sekarang serta menyebabkan kelangkan dan tidak dapat ditunda. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  ini bersifat mendesak karena berdampak terhadap kelangsungan hidup. Apabila pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  ini ditunda, maka kemungkinan akan mengakibatkan kerugian atau musibah. Contoh kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  sekarang, antara lain kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  obat-obatan bagi orang sakit, kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  jasa pemadam kebakaran pada waktu terjadi kebakaran, serta menyebabkan kelangkan dan sebagainya.

b. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Masa yang Akan Datang/Masa Depan

Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  masa depan adalah kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang pemenuhannya masih dapat ditangguhkan pada waktu yang akan datang atau dapat dipersiapkan dari sekarang, tanpa mengganggu kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  sekarang. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  masa yang akan datang (masa depan) berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  pada kemudian hari. Seseorang dapat mempersiapkan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  ini agar pemenuhannya pada masa yang akan datang mencapai kepuasan. Contoh kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  masa depan, antara lain menabung untuk biaya melanjutkan pendidikan atau menabung untuk membeli rumah.

1.3.5. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Berdasarkan Wujud

Berdasarkan wujudnya, kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  dapat dibedakan menjadi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  material serta menyebabkan kelangkan dan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  spiritual.

1 ) Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  material

Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  material adalah kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  berupa alat-alat yang dapat diraba, dilihat, serta menyebabkan kelangkan dan mempunyai bentuk. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  material berwujud nyata serta menyebabkan kelangkan dan dapat dinikmati langsung. Contoh: makan nasi dapat kita rasakan kenikmatannya, minum air dapat menghilangkan dahaga serta menyebabkan kelangkan dan rumah sangat nyaman untuk berlindung.

2 ) Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  spiritual

Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  spiritual adalah kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang dihubungkan dengan benda-benda tak berwujud. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  ini tidak bisa diraba, dilihat, serta menyebabkan kelangkan dan berbentuk tetapi bisa dirasakan dalam hati. Contoh: orang Islam bersembahyang di masjid, orang Kristen sembahyang di gereja, orang Buddha sembahyang di wihara, serta menyebabkan kelangkan dan orang Hindu bersembahyang di pura.

1.4. Alat Pemenuhan Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Manusia / Alat Pemuas Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan

Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia yang tidak terbatas jumlahnya tersebut dapat terpenuhi dengan alat pemuas kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan . Alat pemuas kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia. Alat pemuas kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  dapat berupa barang serta menyebabkan kelangkan dan jasa. Barang adalah alat pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang berwujud (dapat dilihat), contohnya makanan, pakaian, sepatu, tas, buku tulis, serta menyebabkan kelangkan dan sebagainya. Seserta menyebabkan kelangkan dangkan jasa adalah alat pemuas kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang tidak berwujud (tidak dapat dilihat), contohnya jasa dokter, guru, tukang parkir, serta menyebabkan kelangkan dan sebagainya. Alat pemuas kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  dapat dikelompokkan berdasarkan kelangkaan, tujuan penggunaan, hubungan dengan benda lain, segi jaminannya, serta menyebabkan kelangkan dan proses pembuatan. Berikut adalah jenis-jenis alat pemuas kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan .

1.4.1. Alat Pemuas Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Berdasarkan Kelangkaan

Pengelompokan alat pemuas kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  berdasarkan ketersediaannya dapat dibedakan menjadi benda ekonomi, benda bebas, serta menyebabkan kelangkan dan benda illith.

a. Barang Ekonomi

Barang ekonomi adalah barang yang dibutuhkan jumlahnya terbatas namun peminatnya banyak sehingga untuk mendapatkannya diperlukan pengorbanan. Pengorbanan yang dikeluarkan biasanya berupa uang(membelinya) atau waktu. Contoh barang ekonomi seperti makanan, minuman, televisi, pakaian, serta menyebabkan kelangkan dan sebagainya.

b. Barang Bebas

Barang bebas adalah alat pemuas kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang jumlahnya melimpah serta menyebabkan kelangkan dan untuk mendapatkannya tidak perlu pengorbanan. Oleh karena tersedia dalam jumlah besar, seseorang dapat mengambilnya begitu saja dengan bebas. Contoh barang bebas antara lain air di sungai atau di laut, udara di sekitar kita, es di daerah kutub, pasir di paserta menyebabkan kelangkan dang pasir, serta menyebabkan kelangkan dan sinar matahari. Semuanya itu dapat diperoleh secara gratis.

c. Barang Illith

Barang illith adalah benda yang jumlahnya berlebihan sehingga dapat membahayakan serta menyebabkan kelangkan dan mendatangkan bencana. Oleh karena itu, perlu dikurangi penggunaannya. Contohnya air, jika dalam jumlah yang sedikit dapat berguna bagi kehidupan manusia, namun bila jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan banjir. Contoh lainnya api, jika api yang digunakan kecil dapat digunakan untuk memasak atau penerangan, tetapi ketika api itu besar dapat mendatangkan bencana kebakaran.

1.4.2. Alat Pemuas Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Berdasarkan Tujuan Penggunaan

Pengelompokan alat pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  berdasarkan tujuan penggunaannya dapat dibedakan menjadi benda produksi serta menyebabkan kelangkan dan benda konsumsi.

a. Barang Konsumsi

Barang konsumsi adalah barang-barang yang langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia. Barang konsumsi dapat langsung dikonsumsi manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup. Barang konsumsi juga disebut barang siap pakai karena manfaatnya langsung dapat dirasakan konsumen. Contoh benda konsumsi antara lain: nasi, buku pelajaran, televisi, radio, komputer.

b. Barang Produksi

Barang produksi adalah barang yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia. Barang produksi juga disebut barang modal. Contoh barang produksi antara lain: mesin tetas dapat digunakan peternak untuk menetaskan telur ayam atau itik. Mesin Rice Mill / penggiling padi, yang digunakan untuk menggiling padi menjadi beras serta menyebabkan kelangkan dan bekatul.

1.4.3. Barang Berdasarkan Proses Produksi

Pengelompokan alat pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  berdasarkan proses pembuatannya dapat dibedakan menjadi barang mentah, setengah jadi, serta menyebabkan kelangkan dan barang jadi.

a. Barang Mentah

Barang mentah (raw material) adalah barang yang digunakan sebagai bahan baku atau bahan dasar untuk diproses menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Barang ini bernilai guna tinggi jika telah diolah terlebih dahulu. Contoh bahan mentah seperti kapas, getah karet, kulit domba, kayu, serta menyebabkan kelangkan dan beras. Bahan-bahan tersebut masih memerlukan pengolahan lebih lanjut bila kita membutuhkannya.

b. Barang Setengah Jadi

Barang setengah jadi adalah barang yang masih memerlukan proses produksi untuk dijadikan bahan siap pakai atau bahan jadi. Agar bernilai guna tinggi, barang setengah jadi perlu diproses kembali. Contoh barang setengah jadi, antara lain benang untuk membuat kain, kain untuk membentuk pakaian, kulit untuk membuat tas, serta menyebabkan kelangkan dan sebagainya.

c. Barang Jadi

Barang jadi adalah barang yang siap untuk digunakan serta menyebabkan kelangkan dan merupakan hasil akhir dari produksi. Barang jadi telah menjalani rangkaian proses produksi sehingga tercipta produksi yang siap dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup. Contoh barang jadi, antara lain pakaian, sepatu, kendaraan, serta menyebabkan kelangkan dan peralatan elektronik.

1.4.4. Alat Pemuas Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  Berdasarkan Segi Jaminannya

Berdasarkan segi jaminan pinjaman, alat pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  dibedakan menjadi benda bergerak serta menyebabkan kelangkan dan tidak bergerak.

a. Benda bergerak

Benda yang dapat dipindah-pindahkan tempatnya serta menyebabkan kelangkan dan dapat digunakan sebagai jaminan untuk mendapatkan kredit jangka pendek (jangka waktu kurang dari 1 tahun) disebut benda bergerak. Contoh benda bergerak antara lain: mobil, perhiasan, serta menyebabkan kelangkan dan barang-barang elektronik.

b. Benda tidak bergerak

Benda yang tidak dapat dipindah-pindahkan tempatnya serta menyebabkan kelangkan dan dapat digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit jangka panjang dinamakan benda tidak bergerak. Contoh barang tidak bergerak antara lain tanah serta menyebabkan kelangkan dan gedung.

1.4.5. Barang Menurut Hubungan dengan Barang Lain

Pengelompokan alat pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  menurut hubungannya dengan barang lain diuraikan sebagai berikut.

a. Barang Substitusi

Barang substitusi (pengganti) digunakan untuk menggantikan fungsi barang lain. Barang ini bersifat saling menggantikan barang lainnya. Misalnya, gas menggantikan minyak tanah sebagai bahan bakar, busway menggantikan mobil pribadi sebagai sarana transportasi untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, serta menyebabkan kelangkan dan sagu menggantikan beras sebagai makanan pokok.

b. Barang Komplementar

Barang komplementer (pelengkap) berguna jika digunakan secara bersamaan dengan barang lainnya. Barang tersebut akan memiliki nilai guna tinggi jika digunakan secara bersama-sama dengan barang lain. Misalnya, mobil dapat berjalan jika diisi bensin, pena dengan tinta, roti akan lebih enak jika diolesi selai, teh dengan gula, tayangan televisi dapat dit0nton jika ada stasiun pemancarnya, serta menyebabkan kelangkan dan handphone dengan simcard.

2. Kelangkaan Sumber Daya Ekonomi

Amatilah lingkungan sekitar tempat tinggal anda! Melalui pengamatan anda dapat melihat masyarakat berusaha memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup dengan segala cara. Meskipun tidak semua kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidupnya dapat terpenuhi, masyarakat terus berusaha mencapai kepuasan. Ketidakterpenuhinya kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup kemungkinan disebabkan terbatasnya sumber daya ekonomi. Dalam ilmu ekonomi, kondisi tersebut menggambarkan penyebab kelangkaan kelangkaan.

2.1. Pengertian Kelangkaan

Apa yang terbersit di benak kalian ketika mendengar istilah kelangkaan? Apakah mengenai hilangnya kedelai di pasaran? Ataukah mengenai minyak tanah atau elpiji yang mendadak lenyap di pasar sehingga membuat banyak ibu-ibu/bapak-bapak harus mengantri di penyalur-penyalur minyak tanah atau elpiji? Kedua contoh di atas menggambarkan bentuk kelangkaan. Manusia dalam memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidupnya tidak pernah ada puasnya. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia beraneka ragam serta menyebabkan kelangkan dan terus-menerus ada. Hari ke hari kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia semakin bertambah banyak baik jumlah, mutu, serta menyebabkan kelangkan dan coraknya. Pertambahannya itu tidak sebanding dengan sumber daya yang tersedia. Oleh karena itu, akan ada sebagian orang yang tidak mendapatkan alat pemuas kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang diinginkan, entah karena tidak mampu mengeluarkan pengorbanan yang disyaratkan (biaya tidak terjangkau) atau karena barang sudah habis. Kondisi di atas dapat disebut sebagai kelangkaan. Jadi kelangkaan dapat diartikan situasi atau keadaan di mana jumlah sumber daya yang ada dirasakan kurang atau tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia. Kelangkaan tidak berarti segala sesuatu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup sulit diperoleh. Kelangkaan (scarcity) diartikan kesenjangan antara sumber daya ekonomi yang terbatas dengan jumlah kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup tidak terbatas. Kelangkaan timbul karena kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia terus bertambah. Akibatnya, sumber daya yang ada tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup. Keadaan ini mendorong manusia untuk melakukan pilihan di antara berbagai akternatif yang paling menguntungkan. Selain itu, manusia harus bersikap bijak serta menyebabkan kelangkan dan rasional dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi. Menurut ilmu ekonomi, kelangkaan mempunyai dua makna, yaitu:
  1. terbatas, dalam arti tidak cukup dibandingkan dengan banyaknya kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan manusia.
  2. terbatas, dalam arti manusia harus melakukan pengorbanan untuk memperolehnya.

2.2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kelangkaan

Mengapa timbul masalah kelangkaan dalam kehidupan masyarakat? Kelangkaan sumber daya dialami setiap orang, bangsa, serta menyebabkan kelangkan dan negara. Meskipun kondisinya berbeda-beda, pokok permasalahan ekonominya sama, yaitu cara manusia memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup yang beragam dihadapkan dengan ketersediaan alat pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang terbatas. Masalah kelangkaan timbul disebabkan faktor-faktor sebagai berikut.

2.2.1. Keterbatasan Sumber Daya

Lingkungan alam menyediakan sumber daya melimpah bagi pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia. Sumber daya alam dapat dikelompokan menjadi sumber daya yang dapat diperbarui serta menyebabkan kelangkan dan tidak dapat diperbarui. Akan tetapi, jumlah sumber daya akan semakin berkutang akibat sifat manusia yang serakah.

2.2.2. Perbedaan Letak Geografis

Letak geografis yang berbeda-beda menyebabkan persebaran sumber daya menjadi tidak merata. Ada wilayah yang tanahnya subur serta menyebabkan kelangkan dan kaya barang tambang. Ada pula wilayah yang tandus serta menyebabkan kelangkan dan kekurangan air bersih. Perbedaan letak geografis tersebut dapat menimbulkan kelangkaan sumber daya.

2.2.3. Ketidakseimbangan Pertumbuhan Penduduk

Menurut Thomas Robert Malthus, pakar demografi serta menyebabkan kelangkan dan ekonomi politik dari Inggris, laju pertambahan penduduk lebih cepat daripada laju pertumbuhan produksi. Pertambahan jumlah penduduk yang cepat tidak diikuti dengan hasil produksi. Akibatnya, hasil produksi tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup manusia yang beragam.

2.2.4. Rendahnya Kemampuan Produksi

Ketersediaan alat pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  dapat terpenuhi jika terdapat orang atau baserta menyebabkan kelangkan dan yang melakukan produksi. Kemampuan produksi berpengaruh terhadap ketersediaan barang serta menyebabkan kelangkan dan jasa sebagai alat pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan . Kemampuan produksi yang terbatas akan mengakibatkan rendahnya kapasitas produksi. Hal ini dapat menimpulkan ketidakterpenuhinya kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia. Keterbatasan produksi disebabkan oleh rendahnya kemampuan sumber daya manusia yang digunakan dalam proses produksi.

2.2.5. Lambatnya Perkembangan Teknologi

Teknologi yang digunakan produsen dalam proses produksi tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk. Produsen butuh waktu untuk menerapkan teknologi produksi yang baru, sementara kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup manusia terus berkembang. Lambatnya perkembangan serta menyebabkan kelangkan dan penerapan teknologi menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia.

2.2.6. Penyebab kelangkaan Bencana Alam

Bencana alam adalah faktor alam yang bisa memengaruhi pemenuhan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup. Aserta menyebabkan kelangkan danya bencana alam bisa menimbulkan kerusakan lingkungan sehingga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia. Contohnya bencana banjir bisa menghambat distribusi barang serta menyebabkan kelangkan dan jasa. Keterlembatan ini akan menyebabkan masyarakat tidak bisa segera mengonsumsi barang serta menyebabkan kelangkan dan jasa.

2.3. Keterbatasan Sumber Daya Ekonomi

Kelangkaan dapat terjadi jika sumber daya yang ada terbatas seserta menyebabkan kelangkan dangkan kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  jumlahnya tidak terbatas. Kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Meskipun manusia berusaha memperbanyak alat atau barang untuk memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  hidup, tetapi sumber daya serta menyebabkan kelangkan dan alat produksi yang ada terbatas jumlahnya.
Keterbatasan sumber daya yang ada dapat dibuktikan dari contoh berikut ini.

2.3.1. Keterbatasan Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah sumber daya yang ada di alam serta menyebabkan kelangkan dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  manusia. Keberadaan sumber daya alam juga terbatas. Keterbatasannya dapat dilihat dari beberapa contoh sumber daya berikut ini.

a. Air

Manusia memanfaatkan air terutama air bersih untuk minum, mandi, cuci pakaian, cuci piring, serta menyebabkan kelangkan dan sebagainya. Di kota-kota besar untuk mendapatkan air bersih sangat sulit. Mereka harus membeli air bersih dari PAM (perusahaan air minum). Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan air sangat terbatas.

b. Hutan

Hutan merupakan sumber daya alam yang sangat penting keberadaannya. Dahulu hutan di Indonesia menjadi paru-paru dunia. Selain itu hasil dari hutan seperti rotan, damar, serta menyebabkan kelangkan dan kayu dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan . Hutan dapat juga dijadikan sebagai tempat resapan air sehingga dapat mencegah penyebab kelangkaan banjir. Namun sekarang keberadaannya sudah sangat mengkhawatirkan. Hal itu disebabkan banyak orang yang menebangi pohon-pohon di hutan tanpa memerhatikan pelestariannya sehingga sekarang ini banyak hutanhutan yang gundul. Kalian tentunya tahu apakah akibat dari hutan gundul? Ya, salah satunya dapat menyebabkan banjir. Di samping itu, sumber daya hutan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  semakin berkurang jumlahnya.

2.3.2. Keterbatasan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia juga terbatas keberadaannya. Maksudnya sumber daya manusia yang berkualitas serta menyebabkan kelangkan dan mempunyai moral yang baik sedikit jumlahnya. Kualitas sumber daya manusia di Indonesia jika dibandingkan dengan kualitas sumber daya manusia di negara-negara maju masih jauh tertinggal. Kemampuan untuk mengolah sumber daya yang ada masih rendah. Sehingga barang yang dihasilkannya pun masih rendah pula baik jumlah serta menyebabkan kelangkan dan kualitasnya. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia yang berkualitas jumlahnya terbatas.

2.3.3. Keterbatasan Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dapat berupa mesin-mesin, bahan baku ataupun peralatan-peralatan lainnya. Keterbatasan sumber modal dibuktikan dengan alat-alat yang digunakan dalam produksi masih menggunakan mesin-mesin berteknologi rendah. Hal ini dapat memengaruhi kelangsungan dalam proses produksi barang.

2.3.4. Keterbatasan Sumber Daya Kewirausahaan

Sumber daya kewirausahaan adalah sumber daya yang mampu mengombinasikan antara sumber daya alam, sumber daya manusia, serta menyebabkan kelangkan dan sumber daya modal. Orang yang memiliki jiwa kewirausahaan masih sedikit jumlahnya. Oleh karena itu sedikitnya orang yang mampu menyatukan sumber daya yang ada dapat memengaruhi jumlah hasil produksi. Sehingga hal tersebut dapat memengaruhi keberadaan alat pemuas kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  di masyarakat. Keterbatasan-keterbatasan sumber daya di atas jika digunakan untuk memenuhi kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan  yang tidak terbatas dapat menyebabkan kelangkaan alat pemuas kebutuhan berpengaruh akan penyebab kelangkaan kelangkaan serta menyebabkan kelangkan dan . Penyebab kelangkaan kelangkaan dapat disebabkan karena faktor-faktor berikut ini.
  • Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan produksi.
  • Ketersediaan sumber daya alam yang terbatas.
  • Terbatasnya kemampuan manusia.
  • Sifat serakah manusia.
  • Kurangnya tenaga-tenaga ahli.

Read More
KATA PENGANTAR
     
Alhamdullilah, Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayah-nya, sehingga kami dapat meyelasaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Menjelaskan Tentang Pendidik Dan Perkembangan Kurikulum” dalam bentuk dan isi yang sederhana.
Kemudian daripada itu, kami sadar dalam menyusun makalah ini banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan segala hormat kami sampaikan rasa terima kasih yang sedalam dalamnya kepada :
      1.      Bapak Nurul Amin,M.Ag, Selaku ketua STAI Muhammadiyah Tulungagung
2.      Bapak Afiful Ikhwan, M.Pd.I., selaku dosen pengampu ,STAI Muhammadiyah
      Tulungagung.
3.    Pihak-pihak terkait yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Makalah ini.
   
Dalam penulisan Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bermanfaat pula bagi dunia pendidikan khususnya pelaksanaan pembelajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung.

                                                         

       


 Tulungagung, 04 September 2016


                                                                                                             
                                                                                               Penyusunan
                                                         




DAFTAR ISI


Halaman Judul ................................................................................................   i
Kata Pengantar ...............................................................................................   ii
Daftar Isi …………………………………………………………………….   iii
   
      BAB I   PENDAHULUAN
                    A.Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
                    B. Rumusan Masalah …………………………………….…...……….1
                    C. Tujuan Masalah……………………………………………………..1

BAB II  PEMBAHASAN
            PENDIDIK DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
             A.Pentingnya Pendidik dalam Pengembangan Kurikulum ……………2
             B. Model Model Pengembangan Kurikulum ………………………….4
             C. Fungsi Model Kurikulum Bagi Guru……………………………….8

                     

BAB III PENUTUP
          Kesimpulan.............................................................................................. 9
          DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 11

 



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan sekolah sering disebut pendidikan formal, sebab sudah memiliki rancangan pendidikan berupa kurikulum tertulis yang tersusun secara sistematis,jelas,dan rinci.Dalam pelaksanaannya,dilakukan pengawasan dan penilaian untuk mengetahui tingkat pencapaian kurikulum tersebut.Peranan kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah sangatlah strategis dan menentukan bagi tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum juga memilki kedudukan dan posisi yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan, bahkan kurikulum merupakan syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri.
Sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis,kurikulum mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa. Dalam kegiatan pengembangan kurikulum membutuhkan perencanaan dan sosialisasi, agar pihak-pihak terkait memilki persepsi dan tindakan yang sama. Sedangkan dalam pendidikan itu sendiri identik interaksi antara pendidikan (guru) dan peserta didik (siswa) untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Sebagai pendidik professional, guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara professional, tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan professional.
Atas dasar itulah, maka kami merangkumkan materi dalam bentuk makalah yang berjudul “Pendidik dan Pengembangan Kurikulum” tulisan ini membahas tentang peran guru dalam pengembangan kurikulum, dan model-model pengembangan kurikulum sebagai Pihak-pihak terkait yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Makalah ini.

B.     Rumusan Masalah
   1.   Pentingnya Pendidik dan Pengembangan Kurikulum?
   2.  Model Model Pengembangan Kurikulum?
   3.   Fungsi Model Kurikulum Bagi Guru?
C.     Tujuan Masalah
   1.   Untuk Mengetahui Pentingnya Pendidik dan Pengembangan Kurikulum?
   2.   Untuk Mengetahui Model Model Pengembangan Kurikulum?
   3.   Untuk Mengetahui Fungsi Model Kurikulum Bagi Guru?

1.

BAB II
PEMBAHASAN
PENDIDIK DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

A.      Pentingnya Pendidik dalam Pengembangan Kurikulum

Pendidik merupakan titik sentral, yaitu sebagai ujung tombak dilapangan dalam pengembangan kurikukulum. Keberhasilan belajar mengajar antara lain ditentukan oleh kemampuanprofessionaldan pribadi pendidik. Seorang pendidik (guru)  hendaknya mengusahakan gagasan kreatif dan melakukan uji coba kurikulum dikelasnya. Ini merupakan suatu fase penting dalam upaya pengembangan kurikulum, disamping sebagai unsur penunjang admistrasi secara keseluruhan.

Ada beberapa pokok pikiran dibawah ini yang menjelaskan mengapa seorang calon pendidik (guru) sangat perlu mempelajari pengembangan kurikulum yaitu :

1.   Guru Sebagai Pengambil Inisiatif, Pengarah, dan Penilai Pendidikan

Guru sebagai pelaksana kurikulum disini dijelaskan, bahwa seorang guru pada saat dilapangan dialah yang menentukan implementasi kurikulum. Implemantasi kurikulum disini hampir semuanya bergantung pada kreativitas dan ketekunan seorang guru, karena dialah mengetahui situasi dan kondisi pada saat dilapangan. Guru hendaknya mampu memilih dan melaksanakan metode mengajar yang sesuai dengan kemampuan siswa. Bahan pelajaran dan banyak mengajarkan siswa guru hendaknya mampu memilih, menyusun dan melaksanakan evaluasi baik untuk mengevaluasi perkembangan atau hasil belajar untuk menilai efesiensi pelaksanaan kurikulum tersebut.

2.   Guru Sebagai Pembimbing Belajar

Telah jelas bahwa dalam kurikulum dapat dibedakan antara official atau written curriculum dengan actual curriculum. Official atau written curriculum merupakan kurikulum resmi yang tertulis, yang merupakan acuan bagi pelaksanaan pengajaran dalam kelas. Actual curriculum merupakan kurikulum nyata yang diaksanakan oleh guru-guru. Kurikulum nyata merupakan implementasi dari official curriculum  di dalam kelas. Beberapa ahli menyatakan bahwa betapapun bagusnya suatu kurikulum (official), haslnya sangat bergantung pada apa yang dilakukan oleh guru di dalam kelas (actual). Dengan demikian, guru memegang peranan penting baik penyusunan maupun pelaksanaan kurikulum.
 

3.   Guru Harus Menguasai Manejemen Kurikulum
Seorang guru yang akan mengembangkan kurikulum dituntut menguasai manajemen pengembangan kurikulum.Dalam mengembangkan kurikulum,setidaknya guru akan menemui 8 problem:
a.   Bagaimana membatasi ruang lingkup atau keluasan materi.
b.   Bagaimana mengaitkan relevansi materi dengan kompetensi yang dibutuhkan.
c.   Bagaimana memilih materi agar ada keseimbangan untuk peserta didik maju dan yang lamban belajar, keseimbangan antara tuntutan pembangunan daerah dan nasional.
d.  Bagaimana mengintegrasikan materi yang satu dengan materi lainnya sehingga tidak terjadi duplikasi.
e.   Bagaimana mengurutkan materi dan kompetensi yang diperlukan.
f.    Bagaimana agar materi atau kompetensi berkesinambungan dan berjenjang.
g.   Bagaimana merealisasikan artikulasi materi atau kompetensi secara menyeluruh.
h.   Bagaimanakah materi atau kompetensi yang diberikan dapat menjangkau masa depan alias memiliki daya guna bagi kehidupan peserta didik.

Sulit untuk mengatakan bahwa metode yang satu lebih efektif dan lebih mudah digunakan dibandingkan yang lain. Perkembangan yang cepat pada ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai persoalan yang membutuhkan penyelesaian antar disiplin ilmu menambah kesulitan untuk merancang atau mengembangkan suatu kurikulum yang efektif. Prosedur dan perangkat proses pembuatan dan pengembangan kurikulum, seperti yang telah diuraikan dalam delapan problem pengembangan kurikulum di atas mencoba mengurangi kesulitan tersebut dengan langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang logis.

Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa cara tersebut bukanlah resep siap pakai untuk membuat atau mengembangkan kurikulum. Delapan problem pengembangan kurikulum di atas harus dipandang sebagai penahapan agar suatu proses dapat dijalankan dan diikuti. Dengan begitu proses penjaminan mutunya lebih mudah.

4.   Guru Sebagai Penentu Kuantitas dan Kualitas Pembelajaran

Disini dijelaskan guru sebagai penentu kuntitas dan kualitas pembelajaran dimana mereka (guru) harus mampu menjabarkan secara rinci setiap kompotensi rumpun pembelajaran yaitu merumuskan tujuan, metode, langkah-langkah dan mampu memotivasi siswa untuk proaktif dalam mendapatkan pengetahuan. Dengan pengetahuan tentang pengembangan kurikulum guru dapat menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang kondisif. Dalam hal ini guru menuyusun kurikulum dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun, satu semester, beberapa minggu ataupun beberapa hari saja.
Jadi tugas guru ialah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat memilih dan menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan minat dan tahap perkembangan anak.





B.   Model – model Pengembangan Kurikulum

1.  Pengertian Model Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas, menurut Nana Syaodih Sukmadinata pengembangan kurikulum bisa berarti penyusunan kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada. Sedangkan model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi pristiwa kompleks atau sistem, dalam bentuk naratif, matematis, grafis serta lambang-lambang lainnya. (Wina Sanjaya 2007:177).
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa model pemngembanagn kuirkulum adalah berbagai bentuk atau model yang nyata dalam penyususnan kurikulum yang baru ataupun penyempurnaan kurikulum yang telah ada.
Dalam pengembangan kurikulumn tidak dapat lepas dari berbagai faktor maupun asfek yang mempengaruhinya, seperti cara berpikir, sistem nilai (nilai moral, keagamaan, politik, budaya, dan sosial), proses pengembangan kebutuhan peserta didik, lingkup dan urutan  bahan pelajaran, kebutuhan masyarakat maupun arah program pendidikan.


2.  Model model dari Pengembangan Kurikulum

Berdasarkan perkembangan dan pemikiran para ahli kurikulum, maka saat ini telah banyak disajikan model-model pengembangan kurikulum. Setiap model pengembangan kurikulum tersebut memiliki karakteristik dan ciri khusus pada pola desain, implementasi, evaluasi dan tindak lanjut dalam pembelajaran.
Nana Syaodih Sukmadinata membagi membagi model-model pengembanagan kuirkulum menjadi delapan model yaitu: the administrative (line staff model) model, the grass roots model, Beauchamp”s system, the demonstration model, Taba”s inverted model, Rongers”s in terpersonal relation model, the systematic action reseach model, dan emerging technical model. (2008:161).
Selain itu Asep Suherman dkk membangi model pengembanagn kurikulum menjadi: model Ralph Taba, model administrative, model Grass Roots, model demonstrasi, model Miller-Seller, model Taba”s (inverted model). Sementara itu Wina sanjaya membagi model pengembangan kurikulum menjadi empat bagian yaitu: model Tyler, model Taba, model Oliva dan model Beauchamp.
 Di bawah ini akan di paparkan tentang model-model pengembangan kurikulum tersebut, saru persatu sebagai berikut:
a.    The Administrative (line staff model) Model.
Model pengembangan kurikulum ini merupakan model pengembangan paling lama dan paling banyak dikenal.”Diberi nama model administrasi atau line staff karena inisiatif dan gagasan pengembangan datang dari para administrator pendidkan dan menggunakan prosedur administrasi”.(Nana Syaodih Sukmadinata 2008 : 161).
Model pengambangan ini bersifat sentralisasi, yaitu dengan wewenang adminstrasinya, administreator pendidikan (dirjen, direktur atau kepala dinas pendidikan propinsi membentuk suatu komisi yang anggota-anggotanya terdiri dari tim yang terdiri dari pejabat di bawahnya seperti ahli pendidikan, ahli kuirkulum, ahli disiplin ilmu dan para tokoh dari dunia kerja dan perusahaan(tim pengarah).
Tugas tim ini adalah merumuskan konsep-konsep dasar, landasan-landasan, kebijaksanaan, dan strategi utama dalam pengembangan kurikulum. Setelah konsep ini tersusun, administrator pendidikan membentuk kembali sebuah tim yang disebut tim kerja

(anggotanya para ahli pendidikan/kurikulum, ahli disiplin ilmu dari perguruan tinggi, dan guru bidang studi yang senior) tim ini bertugas menyusun kurikulum yang sesungguhnya yang lebih oprasional, dijabarkan dalam konsep-konsep dan kebijakan dasar yang telah digariskan oleh tim pengarah mulai dari penyusunan tujuan sampai pada tahap rencana pelaksanaan evaluasi.
Setelah selesai maka hasil kerja tim kerja dikaji ulang oleh tim pengarah. Dan setelah mendapatkan beberapa penyempurnaan maka administrator menetapkan mulai berlakunya kurikulum tersebut dan memerintahkan kepada sekolah-sekolah untuk melaksanakannnya.
Pada waktu pelaksanaan tim administrator selalu melakukan pemantauan.Kurikulum dengan pengembangan seperti ini dapat kita lihat dan rasakan pada pelaksanaan kurikulum tahun 1968, 1975, 1984,1994 dan 2004 yang lebih bersifat sentralisasi.

b.    The graas roots model
Model pengembanagan kurikulum ini merupakan kebalikan dari model the administratif model. Model ini lahir dari asumsi yang dikemukakan oleh Stanley dan Shores yang dikurip dari Nana Syaodih Sukmadinata ”…..guru adalah perencana, pelaksana, dan juga penyempurna dari pengajaran di kelasnya. Dialah yang paling tahu kebutuhan kelasnya, oleh karena itu dialah yang paling kompeten menyusun kurikulum bagi kelasnya.”(2008: 163). Alur pengembangannya adalah guru, selompok guru atau seluruh guru disuatu sekolah mengadakan upaya pengembangan kurikulum.

Pengembangan dapat berkenaan dengan suatu komponen kurikulum, satu atau bebarapa bidang studi atau pun seluruh bidang studi dan seluruh komponen kurikulum.Kemudian kurikulum tersebut dapat diberlakukan sebagai pedoman dalam pelaksanan pendidikan atau pengajaran di sekolah tersebut. Kurikulum ini sangat bersifat desentralisasi, karena segala ide mulai dari perencanaan penyusunan sampai pelaksanaannya dilapangan adalah hak otonomi sekolah tersebut, dan pemerintah atau pengambil kebijaksaan yang lebih tinggi dia atasnya tidak mempunyai kewenangan untuk mengubahnya.

c.    Beauchamp”s system
Model pengembangan ini dikemukan oleh seorang ahli yang bernama Beauchamp. Model ini, yang dikutip dari Nana Syaodih Sukmadinata terdiri dari lima tahap, yaituPengambil kebijakasaan menetapkan arena atau lingkup wilayah yang akan dicakup.Menetapkan personalia yang terlibat dalam pengembangan kuirkulum. Orang yang telibat terdiri dari empat kategori yaitu:
1).   Para ahli pendidikan /kurikulum yang ada pada pusat pengembangan kuirkulum, dan para ahli dari bidang ilmu luar.
2).   Para ahli pendidikan dari perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru terpilih.
3).   Para profesional dalam sistem pendidikan,
4).   Profesional lain dan tokoh-tokoh masyarakat


Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum. Pada langkah ini ditetapkan prosedur dalam penyusunan rumusan tujuan umum dan khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi dan menentukan keseluruhan desain kurikulum. Pada tahap ini terdiri dari lima langkah yaitu:
1).   Membentuk tim pengembang kurikulum
              2).   Mengadakan peniliaan atau penelitian terhadap kurikulum yang ada dan yang sedang   digunakan
              3).   Studi penjagaan tentang kemungkinan penyusunan kurikulum baru
              4).   Merumuskan kreteris-kreteria bagi penetuan kuirkulum baru+
              5).   Penyusunan dan penulisan kurikulum baru.
Evalauasi kurikulum ( evalusai pelaksaaan kurikulum oleh guru, evaluasi desain kurikulum, evaluasi hasil belajar siswa, dan evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum).(Nana Syaodih,2008:163-165).

d.   The demosntration model
Model ini pada dasarnya bersifat grass roots, yang datang dari bawah. Bedanya pada model grass roots pengembangan kuirkulum adalah murni dari oaring-orang yang berada dalam suatu sekolah tanpa campur tangan oleh pemerintah atau para ahli.
Model ini diprakarsai oleh guru atau sekelompok guru yang bekerja sama dengan ahli yang bermaksud mengadakan perbaikan kurikulum. Menurut Smith, Stanley dan Shores ada dua variasai dalam model ini yaitu: pertama, sekelompok guru dari suatu sekolah atau beberapa sekolah ditunjuk oleh pengambil kebijaksaan untuk melakukan percobaan tentang salah satu atau beberapa segi/komponen kurikulum, kedua, kurang bersifat formal yaitu beberapa orang guru merasa kurang puas dengan kurikulum yang ada, kemudian mereka mencoba mengadakan penelitian, perbaikan dan pengembangan sendiri.

e.    Taba”s inverted model
Menurut Taba pengembangan model ini lebih mendorong inovasi dan kreativitas guru-guru, karena bersifat induktif, yang merupakan arah terbalik dari model tradisional. Model ini terdiri dari lima langkah yaitu: Mengadakan unit-unit eksprimen bersama guru-guru, unit yang dieksprimen meliputi mendiagnosis kebutuhan, merumuskan tujuan-tujuan khusus, memilih isi, mengorganisasi isi, memilih pengalaman belajar, mengorganisasi pengalaman belajar, mengevaluasi dan melihat sekuens dan keseimbangan.

Menguji unit eksprimen, yang bertujuan untuk mengetahui validitas, keperaktisan serta serta kelayakan penggunaannya.
Mengadakan revisi dan konsolidasi (tahap perbaikan dan penyempurnaan serta penarikan kesimpulan).
Pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum yang dilakukan untuk mengetahui apakah konsep-konsep dasar atau landasan-landasan teori yang dipakai sudah masuk atau sesuai.

f.   Roger”s interpersonal relations model
Model ini lahir dari asumsi yang menurut Roger bahwa manusia berada dalam proses perubahan (becoming, dveloping, chaning), sesungguhnya ia mempunyai kekuatan dan potensi untuk berkembang sendiri, tetapi karena ada hambatan-hambatan tertentu ia membutuhkan orang lain untuk membantu memperlancar atau mempercepat perubahan tersebut.(Nana Syaodih Sukmadinata, 2008:167).

Pendidikan juga tidak lain merupakan upaya untuk membantu memperlancar dan mempercepat perubahan ke arah perkembangan. Guru atau pendidik bukan pemberi informasi apalagi penentu perkembangan anak, mereka hanyalah pendorong dan pemelancar perkembangan anak. Roger mengemukakan model ini terdiri dari empat langkah yaitu:
1).   Pemilihan target dari sistem pendidikan, pada langkah ini kreteria yang harus ada adalah adanya kesediaan dari pejabat pendidikan untuk turut serta dalam kegiatan kelompok yang intensif. Selama satu minggu para pejabat pendidikan/administrator melakukan kegiatan kelompok dalam suasana yang relaks, tidak formal.
2). Partisifasi guru dalam pengalaman kelompok yang intensif. Guru dan pejabat pendidikan bersama-sama mengikuti kegiatan kelompok yang intesif, dari pertemuan tersebut diperoleh hal-hal yang merupakan ide-ide dalam pengembangan kurikulum di lapangan.
3). Pengembangan pengalaman kelompok yang intensif untuk satu kelas atau unit pelajaran. Siswa dilibatkan dalam pertemuan kelompok intensif antara pejabat pendidikan dan guru.
4). Partisifasi orang tua dalam kegiatan kelompok, artinya orang tua telibat juga dalam kegiatan intensif kelompok tersebut.
Model pengembanmgan ini merupakan kulminasi dari semua kegiatan kelompok di atas, berkat berbagai bentuk aktivitas dalam intreraksi ini individu akan berubah.
g.  The systematic action-research model
Model ini didasarkan pada asumsi bahwa perkembangan kurikulum merupakan perubahan sosial. Sesuai dengan asumsi tersebut model ini menekankan pada: hubungan siswa, sekolah dan organisasi masyarakat, dan wibawa dari pengetahuan profesional. Model ini terdiri dari dua langkah yaitu:
Mengadakan kajian secara seksama tentang masalah-masalah kurikulum, berupa pengumpulan data yang bersifat menyeluruh, dan mengidentifikasi faktor-faktor, kekuatan dan kondisi yang mempengaruhi masalah tersebut. Implementasi dari keputusan yang diambil dalam tindakan pertama, kegiatan ini segera diikuti oleh kegiatan pegumpulan data dan fakta-fakta.
Data-data tersebut berfungsi: menyiapkan data bagi evaluasi tindakan, sebagai bahan pemahaman tentang masalah yang dihadapi, sebagai bahan untuk menilai kembali dan mengadakan modifikasi, dan sebagai bahan unutk menentukan tindakan lebih lanjut.
h.    Emerging technical models.
Perkembangan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai efesiensi efektivitas dalam bisnis, juga mepengaruhi perkebangan model-model kurikulum.Hal ini di dasarkan pada The berhavioral analisys model
i.   The berhavioral analisys model.
                 menekankan penguasaan prilaku atau kemampuan. Suatu kemampuan atau prilaku yang kompleks diuraikan menjadi prilaku-prilaku yang sederhana, yang tersusun secara hirarkis.
j.   The system analisys model.
                 berasal dari gerakan efesiensi bisnis. Langkah pertama dalam model ini adalah menentukan spesifikasi perangkat hasil belajar yang harus dikuasai siswa. Langkah kedua adalah menyusun instrumen untuk menilai ketercapaian-ketercapaian hasil belajar yang harus dikuasai siswa. Langkah ketiga mengedintifikasi tahap-tahap ketercapaian hasil serta perkiraan biaya yang diperlukan.Langkah keempat, membandingkan biaya dan keuntungan dari beberapa program pendidikan.




k.  The computer-based model
suatu model pengembangan kurikulum dengan memamafaatkan komputer. Pengembangan dimulai dengan mengidentifikasi seluruh unit-unit kurikulum, tiap unit kurikulum telah memiliki rumusan tentang hasil-hasil yang diharapkan. Setelah diadakan pengelolaan disesuaikan dengan kemampuan dan hasil-hasil yang dicapai siswa disimpan dalam komputer.


3.  Fungsi Model Kurikulum Bagi Guru
Wina Sanjaya mengutip pendapat Nadler yang menjelaskan bahwa “Model yang baik adalah model yang dapat menolong sipengguna untuk mengerti dan memahami suatu proses secara mendasar dan menyeluruh.”(2008: 82). Hal ini berarti model pengembangan kurikulum yang baik adalah model yang dapat membantu para pengembang kurikulum dalam mengembangkan kurikulum di lapangan.
Berkenaan dengan model-model pengembangan kurikulum diatas, maka fungsi model pengembangan kuirkulum bagi guru adalah:
a.  Sebagai pedoman bagi guru untuk memilih model pengembangan yang sesuai dengan pelaksanaan pengembangan kurikulum di lapangan.
b.  Sebagai bahan pengetahuan untuk melihat lahirnya bagaimana sebuah kurikulum tercipta dari mulai perencanaan sampai pelaksanaan di lapangan, yang mungkin selama ini guru hanya mengetahui bahwa kurikulum itu sebagai sesuatu yang siap saji, padahal melalui proses yang panjang sesuai dengan model mana yang di;pilih oleh pengembang kurikulum atau penganbil kebijaksanaan.
c.  Sebagai bahan untuk menyusun kurikulum yang sesuai dengan visi, misi, karakteristik, dan sesuai dengan pengalaman belajar yang diharapkan atau dibutuhkan oleh siswa.
d. Sebagai bahan untuk mengadakan penelitian yang merupakani bagian tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru.
e. Sebagai bahan untuk melihat perbandingan dan keberhasilan tentang model pengembangaan kurikulum yang digunakan suatu sekolah, yang nantinya diharapkan untuk memperbaiki kurikulum yang dilaksanakan.



BAB III

PENUTUP



A.    Kesimpulan

Mengajar merupakan suatu pekerjaaan yang bukan saja menuntut kemampuan intelektual dan fisik, tetapi juga kemampuan psikologis dan afektif. Guru bukan saja harus bekerja sama dengan siswa, sebagai muridnya yang sering sekaligus juga jadi kliennya, tetapi juga harus bekerja sama dengan staf sekolah yang lain, orang tua serta warga masyarakat.
Hal ini memberikan suatu pemahaman betapa pentingnya seorang guru sebagai tokoh sentral dalam dunia pendidikan, sehingga kualitas guru dalam mengajar sangat diperhitungkan untuk mencapai tujuan kurikulum yang uniform dengan metode belajar yang beragam.
Keberadaan model-model pengembangan kurikulum memegang peranan penting dan sangat urgen untuk difahami oleh barbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan pengembangan kurikulum.
Banyak para ahli yang mengemukakan tentang model-model pengembangan kurikulum, namun dari berbagai model tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan masing-masing model arah titik berat pengembangannya sangat berbeda, ada yang menitikberatkan pada pengambil kebijaksanaan, pada perumusan tujuan, perumusan isi pelajaran, pelaksanaan kurikulum itu sendiri dan evaluasi kuirkulum.
Pemilihan suatu model pengembangan kuirkulum bukan saja didasrkan pada asas kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal., tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang dianut serta model konsep pendidikan mana yang digunakan.
Model pengembangan dalam sistem pendidikan dan pengelolaan yang sifatnya sentralisasi berbeda dengan desentralisasi. Model penegembangan kurikulum yang sifatnya subjek akademis berbeda dengan kuirkulum humanistik, teknologis dan rekonstruksi sosial.





B.  Kritik Dan Saran

Sebagai tenaga profesional guru dituntut untuk memiliki sejumlah pengetahuan yang berhubungan dengan kurikulumkarena kuirkulum merupakan nadi penggerak dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar.Hal ini dapat dilakukan memalui pelatihan, penelituian atau memperkaya diri dengan melalui bahan bacaan, internet dan sebagainya.

Diharapkan dengan berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, guru dapat memilih model pengembangan kuiurkulum yang tepat dan diharapkan dengan pilihan tersebut dapat diimplementasikan dalam pengembangan kurikulum di sekolah.

Agar dimasa yang akan datang bisa jauh lebih baik lagi, kita harus lebih banyak
belajar dan terus melatih ilmu yang kita peroleh. Kami sadari dalam penulisan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam segi penulisan maupun susunan kalimatnya.
Maka dari itu, sangatlah dibutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Agar
penulisan makalah dilain kesempatan bisa jauh lebih baik lagi. Pesan kami jangan pernah
berhenti untuk belajar, karena kunci kesuksesan adalah dengan cara belajar dan terus
berusaha.




DAFTAR PUSTAKA


1.   Syaodih, Nana, 2005. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2.   Hamalik, Dr. Oemar, 2007. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
3.   Herry, Asep. 2007. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas  Terbuka.
4.  Rusman,  Dr, 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta : PT.Raja Grafindo
5.   http:// kuriculum, pengembangankurikulum.com

Read More
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan makhluk dijagat raya ini dengan berbagai bentuk dan rupa. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat serta umatnya hingga akhir zaman.
            Kami bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta taufiknya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Nasikh Mansukh”. Kami menyadari makalah ini kurang sempurna. Oleh karena itu, apabila ada kritik dan saran yang membangun terhadap ini, kami sangat berterimakasih.
            Demikian makalah ini kami susun. Semoga dapat berguna untuk kita semua. Amin.

                                                                                    Pekalongan, 6 Oktober 2016


                                                                                                Kelompok Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Bahasa Indonesia bukanlah sitem yang tunggal. Sebagai bahasa yang hidup dan berkembang  serta dipergunakan dalam berbagai ranah kehidupan dan bermacam-macam penuturnya, bahasa Indonesia mau tidak mau tunduk pada hukum perubahan. Arah perubahan tidak selalu tidak terelakkan karena setiap orang dapat mengubah bahasa secara berencana.
            Faktor sejarah dan perkembangan masyarakat turut pula memberi pengaruh pada timbulnya  sejumlah ragam bahasa Indonesia. Setiap ragam dalam bahasa Indonesia mempunyai fungsinya masing-masing sesuai dengan rarah pemakaiannya. Ragam bahasa Indonesia yang beraneka macamnya itu masih disebut “Bahasa Indonesia” karena masing-masing berbagi teras atau intisarinya bersama yang umum.



B. Rumusan Masalah
1.      Apa makna ragam bahasa Indonesia ?
2.      Ada berapa pembagian ragam bahasa Indonesia ?
3.      Bagaimana penerapan bahasa baku ?
C. Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui macam-macmam ragam bahasa Indonesi
2.      Mengetahui Bahasa baku
3.      Mengetahui penerapan bahasa baku









BAB II
PEMBAHASAN


A.    Ragam Bahasa Indonesia
Menurut Moeliono (1997), ragam bahasa Indonesia dapat ditinjau dari sudut pandang penutur dan menurut jenis pemakaiannya. Disamping itu, masih terdapat ragam bahasa Indonesia berdasarkan situasi pemakaiannya.

1.      Ragam bahasa Indonesia berdasarkan pandangan penutur
Ditinjau dari sudut pandang penutur, ragam bahsa Indonesia dikelompokkan  menjadi 3 :
a.       Ragam menurut daerah penutur
Ragam daerah dikenal dengan nama logat atau dialek geografis. Setiap dialek atau logat dapat dipahami secara timbal-balik oleh penuturnya, sekurang-kurangnya oleh penutur logat yang daerah geografisnya berdampingan. Dialek daerah paling kentara karena tata bunyinya. Dialek bahasa Indonesia yang dilafalkan oleh warga Tapanuli, misalnya, dapat dikenali karena tekanan katanya yang amat jelas. Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan, turun naiknya nada dan panjang pendeknya bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda. Perbedaan kosakata dan variasi gramatikal tentu juga ada, tetapi mungkin kurang tampak.
b.      Ragam menurut pendidikan penutur
Ragam bahasa Indonesia menurut pendidikan penutur menunjukkan perbedaan antara kaum yang berpendidikan formal dan yang tidak berpendidikan formal. Misalnya  pasif, fitnah, film, kompleks dan tripleks yang dikenal dikalangan orang yang berpendidikan, berbeda dengan yang tidak berpendidikan, yang menjadi pasip, pitnah, pilem, kkomplek dan triplek.
c.       Ragam menurut sikap penutur
Ragam bahasa Indonesia menurut sikap penutur mencakup sejumlah corak bahasa Indonesia yang masing-masing, pada dasarnya teersedia bagi setiap pemakainya. Ragam ini sering disebut dengan istilah langgam atau gaya. Dalam hal ini, pembahasa  dihadapkan pada pemilihan bentuk-bentuk bahasa tertentu yang menggambarkan sikap seseorang, seperti : yang baku resmi, yang beradab, yang dingin, yang hambar, yang hangt, yang akrab atau yang santai. Perbedaan berbagai gaya itu tercermin melalui kosakata dan tata bahasa.



2.      Ragam bahasa Indonesia berdasarkan jenis pemakaian
a.       Ragam menurut bidang persoalan
Setiap penutur bahasa hidup dan bergerak dalm sejumlah lingkungan masyarakat yang adat istiadat atau tata cara pergaulannya berbeda-beda. Keadaan ini malahirkan dialek sosial. Seseorang yang ingin turut sserta daalam bidang ttertentu atau yang ingin membicarakan pokok persoalan yang berkaitan dengan lingkungan itu harus memilih salah satu ragam yang dikuasainya dan yang cocok dengan bidang atau persoalan itu.
b.      Ragam menurut sarananya
Ragam menurut sarananya dikelompokkan menjadi dua, yaitu ragam lisan atau ujaran dan ragam tulisan. Dalam ragam tulisan, ada pengaanggapan bahwa orang yang diajaak berbahasa tidak ada dihadapan penutur. Oleh karena itu bahasanya perlu lebih jelas karena bahasa yang digunakan itu tidak disertai dengan gerak isyarat, mimik muka, sebagai penegasan. Ragam tulis harus lebih cermat sifatnya. Sebaliknya dalam ragam lisan penutur bahasa berhadapan atau bersemuka, unsur-unsur itu kadang dapat ditinggalkan. Karena dalaam ragam ragam lisan harus memperhatikan intonasi, mimik muka serta bahasa tubuh.
c.       Ragam menurut ganggun pencampuran
Ragam bahasa yang mengalami gamgguan pencampuran ini setidaknyaapat mengarah pada dua hal : yaitu campur kode dan interferensi. Inter kode merupakan percampuran unsur-unsur bahasa yang berbeda. Sedangkan interferensi merupakan ragam bahasa yang timbul akibat adanya percampuran pola dua bahasa atau lebih.



B.     Bahasa Baku
1.      Sifat bahasa baku
Ada tiga sifat bahasa Indonesia baku, : memiliki kemantaan dinamis, bersifat cendekia, dan adanya keseragaman.
Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Kaidah pembentukan kata yang memunculkan bentuk perasa dan perumus, contoh :  perajin dan perusak, bukan pengrajin atau perusak.
Sifat kedua yaitu sifat kecendikiaannya.Perwujudannya dalam kalimat, paragraf dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis atau masuk akal.

2.      Fungsi bahasa baku
Fungsi bahasa baku secara umum :
a.         Fungsi pemersatu
Dengan fungsi pemersatu, bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian, bahasa baku mampu mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bahasa dan meningkatkan proses identifikasi penutur seorang dengan seluruh masyarakat itu.
b.        Fungsi pemberi kekhasan
Fungsi pemberi kekhasan oleh bahasa baku yaitu membedakan bahasa itu dengan bahasa yang lain. Karensa fungsi ini, bahasa baku memperkuat peranan kepribadian masyarakat Indonesia.
c.         Fungsi pembawa kewibawaan
Fungsi pembawa wibawa bersangkutan dengan usaha orang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat pemerolehan bahasa baku sendiri. Menurut pengalaman, sudah dapat disaksikan dibeberapa tempat bahwa penutur yang mahir berbahasa Indonesia dengan baik dan benar memperoleh wibawa dimata orang lain.
d.        Funsi kerangka acuan
Bahasa baku sebagai kerangka acuan bagi pemakaian bahasa dengan adanya norma dan kaidah yang jelas.  Norma dan kaidah itu menjadi tolok ukur bagi baik tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau golongan.
Fungsi bahasa Indonesia baku :
a.       Digunakan dalam wacana teknis, seperti dalam karangan ilmiah, buku pelajaran dan laporan-laporan resmi.
b.      Sebagai alat omunikasi resmi, yakni dalam surat-menyurat resmi, pengumuman yang dikeluarkan instansi resmi, undang-undang dan surat-aurat keputusan.
c.       Digunakan dalam pembicaraan-pembicaraan yang bersifat keilmuan atau penyampaian ide-ide seperti mengajar, berceramah, seminar dan debat.
d.      Digunakan dalm pembicaraan dengan orang yang dihormati, termasuk dengn orang yang belum akrab atau baru dikenal.
3.      Ciri-ciri bahasa Indonesia baku
1.      Dari segi bahasa lisan, bahasa Indonesia baku memakai ucapan atau lafal baku.
2.      Dari segi bahasa tulis, bahasa Indonesia baku memakai ejaan resmi atau sesuai EYD.
3.      Terbataasnya unsur bahasa daerah. Conroh :
Bahasa nonbaku                                              Bahasa baku
Rumahnya orang itu bagus                             Rumah orang itu bagus
Ia benci sama saya                                          Ia benci kepada saya
Ia pandai sendiri dikelasnya                           Ia paling pandi dikelasnya
4.      Pemakaian fungsi gramatikal (subjek, predikat dan sebagainya) ssecara eksplisit dan konsisten. Contoh :
Bahasa nonbaku                                              Bahasa baku
                        Ia akan ke luar negeri besok                            Ia akan pergi keluar negeri besok
5.      Pemakaian konjungsi bahawa atau karena secara eksplisit dan konsisten. Contoh :
Bahasa nonbaku                                  Bahasa baku
                        Dia sudah tahu kamu akan datang      Dia sudah tau bahwa kamu akan datang
6.      Pemakaian awalan men- atau ber- secara eksplisit dan konsisten. Contoh :
Bahasa nonbaku                                  Bahasa baku
                        Ia sekarang kerja di pabrik roti           Ia sekarang bekerja di pabrik roti
                        Dia yang ambil barang tadi                 Dia yang mengambil barang tadi
7.      Pemakaian partikel Kah, lah, pun
Contoh:
Bahasa nonbaku                                  Bahasa baku
                        Baca buku itu amapai selesai              Bacalah buku itu sampai selesai
8.      Pemakaian kata depan yang tepat
Contoh :
            Bahasa nonbaku                                  Bahasa baku
Dizaman dahulu orang belum             Pada zaman dahulu orang belum
Mengenal pakaian                               mengenal pakaian
9.      Pemakaian pola aspek-pelaku-tindakan
Contoh :
            Bahasa nonbaku                                  Bahasa baku
Novel itu saya sudah baca                  Novel itu sudah saya baca
10.     Memakai kontruksi sintetis
Contoh :
            Bahasa nonbaku                                  Bahasa baku
Dia punya saudara                              saudaranya
Dikasih komentar                                dokomentari
11.  Menghindari pemakaian unsur-unsur leksikal yang terpengruh oleh bahasa-bahasa dialek
Contoh :
            Bahasa nonbaku                                  Bahasa baku
Gimana                                                bagaimana
Nggak                                                 Tidak
Tapi                                                     Tetapi


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Faktor sejarah dan perkembangan masyarakat berpengaruh pada timbulnya sejumlah ragam bahasa. Ragam bahasa ini dikelompokkan dari berbagai aspek, seperti : ragam bahasa menurut penuturnya, pendidikannya, sara yang digunakan dan gangguan campuran.
B. Saran
      Sesungguhnya didalam  makalah ini masih banyak kekurangan, kami mengharap adanya kritik dan  saran yang  membangun.


DATAR PUSTAKA



Moeliono,dkk. 2003.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai pustaka).
Read More
Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home