BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Semua organisasi memiliki kebutuhan untuk menjaga agar sumber daya informasi mereka aman. Kalangan industri telah lama menyadari kebutuhan untuk menjaga
keamanan dari para kriminal komputer dan sekarang pemerintah telah mempertinggi tingkat keamanan sebagai salah satu cara untuk memerangi terorisme, isu-isu
utama mengenai keamanan versus ketersediaan serta keamanan versus hak pribadi harus diatasi.
Keamanan informasi ditujukan untuk mendapatkan kerahasiaan,ketersediaan, serta integritas pada semua sumber daya informasi perusahaan. Manajemen keamanan
informasi terdiri atas perlindungan harian, yang disebut manajemen keamanan informasi dan persiapan operasional setelah suatu bencana yang disebut dengan
manajemen keberlangsungan bisnis.
Dua pendekatan dapat dilakukan untuk menyusun strategi-strategi Information Security management-ISM manajemen resiko dan kepatuhan tolak ukur. Perhatian
akan ancaman dan resiko berhubungan dengan pendekatan manajemen risiko. Ancaman dapat bersifat internal atau eksternal, tidak disengaja atau disengaja.
Risiko dapat mencakup insiden pengungkapan,penggunaan, dan modifikasi yang tidak diotorisasi serta pencurian, penghancuran dan penolakan layanan. Dalam
makalah ini, penyaji akan memaparakan mengenai keamanan infomasi.
B.
Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini ialah :
- Bagaimana kebutuhan organisasi akan keamanan dan pengendalian?
- Apa keamanan informasi?
- Bagaimana manajemen keamanan informasi?
- Apa yang dimaksud dengan ancaman dan apa saja jenis ancaman?
- Apa yang dimaksud dengan risiko dan bagaimana manajemen risiko?
- Bagaimana persoalan e-commerce?
- Bagaimana manajemen risiko dan kebijakan keamanan informasi?
- Bagaimana yang dimaksud dengan pengendalian dan jenis pengendalian?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah,antara lain :
a. Agar pembaca mengetahui Bagaimana kebutuhan organisasi akan keamanan dan pengendalian
b. Agar pembaca mengerti apa itu keamanan informasi
c. Agar pembaca mengerti bagaimana manajemen keamanan informasi
d. Agar pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan ancaman dan apa saja jenis ancaman
e. Agar pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan risiko dan bagaimana manajemen risiko
f. Agar pembaca mengetahui bagaimana persoalan e-commerce
g. Agar pembaca mengetahui bagaimana manajemen risiko dan kebijakan keamanan informasi
h. Agar pembaca mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan pengendalian dan jenis pengendalian
BAB II
PEMBAHASAN
- KEBUTUHAN ORGANISASI AKAN KEAMANAN DAN PENGENDALIAN
Dalam dunia masa kini, banyak organisasi semakin sadar akan pentingnya menjaga seluruh sumber daya mereka, baik yang bersifat virtual maupun fisik agar
aman dari ancaman baik dari dalam atau dari luar. Sistem komputer yang pertama hanya memiliki sedikit perlindungan keamanan, namun hal ini berubah pada
saat perang viaetnam ketika sejumlah instalasi keamanan komputer dirusak pemrotes. Pengalaman ini menginspirasi kalangan industri untuk meletakkan
penjagaan keamanan yang bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan kerusakan atau penghancuran serta menyediakan organisasi dengnan
kemampuan untuk melanjutkan kegiatan operasional setelah terjadi gangguan.
Pendekatan-pendekatan yang dimulai di kalangan industri dicontoh dan diperluas. Ketika pencegahan federal ini diimplementasikan, dua isu penting harus
diatasi yakni keamana versus hak-hak individu dan keamaan versus ketersediaan.
- KEAMANAN INFORMASI
Saat pemerintah dan kalangan industri mulai menyadari kebutuhan untuk mengamankan sumber daya informasi mereka, perhatian nyaris terfokus secara eksklusif
pada perlindunga peranti keras data maka istilah keamanan sistem digunakan. Istilah keamanan sistem digunakan untuk mengambarkan perlindungna baik
peralatan komputer dan nonkomputer, fasilitas,data dan informasi dari penyalahgunaan pihak-pihak yang tidak berwenang.
Tujuan Keamanan Informasi
Keamanan informasi ditujuakn untuk mencapai tiga tujuan utama yakni:
- Kerahasiaan. Perusahaan berusaha untuk melindungi data dan informasinya dari pengungkapan orang-orang yang tidak berwenang.
- Ketersediaan. Tujuan dari infrastruktur informasi perusahaan adalah menyediakan data dan informasi bagi pihak-pihak yang memiliki wewenang untuk menggunakannya.
- Integritas. Semua sistem informasi harus memberikan representasi akurat atas sistem fisik yang direpresentasikannya.
Manajemen Keamanan informasi
Aktivitas untuk menjaga agar sumber daya informasi tetap aman disebut manajemen keamanan informasi (information security management – ISM ), sedangkan
aktivitas untuk menjaga agar perusahaan dan sumber daya informasinya tetap berfungsi setelah adanya bencana disebut manajemen keberlangsungan bisnis
(bussiness continuity management – BCM).
Jabatan direktur keamanan sistem informasi perusahaan (coorporate information system security officer – CISSO) digunakan untuk individu di dalam
organisasi, biasanya anggota dari unit sistem informasi yang bertanggung jawab atas keamanan sistem informasi perusahaan tersebut.
- MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI
Pada bentuknya yang paling dasar, manajemen keamanan informasi terdiri atas empat tahap yakni:
a. Mengidentifikasi ancaman yang dapat menyerang sumber daya informasi perusahaan
b. Mendefenisikan risiko yang dapat disebabkan oleh ancaman-ancaman tersebut
c. Menentukan kebijakan keamanan informasi
d. Mengimplementasikan pengendalian untuk mengatasi risiko-risiko tersebut.
Istilah manajemen risiko (risk management) dibuat untuk menggambarkan pendekatan ini dimana tingkat keamanan sumber daya informasi perusahaan dibandingkan
dengan risiko yang dihadapinya.
Tolak ukur (benchmark) adalah tingkat kinerja yag disarankan. Tolak ukur keamanan informasi (information security benchmark) adalah tingkat kemanan yang
disarankan yang dalam keadaan normal harus menawarkan perlindungan yang cukup terhadap gangguan yang tidak terotorisasi.standar atau tolak ukur semacam ini
ditentukan oleh pemerintah dan asosiasi industri serta mencerminkan komponen-komponen program keamanan informais yang baik menurut otoritas tersebut.
Ketika perusahaan mengikuti pendekatan ini, yang disebut kepatuhan terhadap tolak ukur (benchmark compliance) dapat diasumsikan bahwa pemerintah dan
otoritas industri telah melakukan pekerjaan yang baik dalam mempertimbangkan berbagai ancaman serta risiko dan tolak ukur tersebut menawarkan perlindungan
yang baik.
- ANCAMAN
Ancaman Keamanan Informasi (Information Security Threat) merupakan orang, organisasi, mekanisme, atauperistiwa yang memiliki potensi untuk membahayakan
sumber daya informasi perusahaan. Pada kenyataannya, ancaman dapat bersifat internal serta eksternal dan bersifat disengaja dan tidak disengaja.
· Ancaman Internal dan Eksternal
Ancaman internal bukan hanya mencakup karyawan perusahaan, tetapi juga pekerja temporer, konsultan, kontraktor, bahkan mitra bisnis perusahaan tersebut.
Ancaman internal diperkirakan menghasilkan kerusakan yang secara potensi lebih serius jika dibandingkan denga ancaman eksternal, dikarenakan pengetahuan
anccaman internal yang lebih mendalam akan sistem tersebut. Ancaman eksternal misalnya perusahaan lain yang memiliki produk yang sama dengan produk
perusahaan atau disebut juga pesaing usaha.
1. Ancaman alam.
· Ancaman air, seperti : Banjir, Stunami, Intrusi air laut, kelembaban tinggi,
· badai, pencairan salju.
· Ancaman tanah, seperti : Longsor, Gempa bumi, gunung meletus.
· Ancaman alam lain, seperti : Kebakaran hutan, Petir, tornado, angin ribut.
2. Ancaman manusia.
· Malicious code.
· Virus, Logic bombs, Trojan horse, Worm, active contents, Countermeasures.
· Social engineering.
· Hacking, cracking, akses ke sistem oleh orang yang tidak berhak, DDOS,
· backdoor.
· Kriminal.
· Pencurian, penipuan, penyuapan, pengkopian tanpa ijin, perusakan.
· Teroris.
· Peledakan, Surat kaleng, perang informasi, perusakan.
3. Ancaman lingkungan
· Penurunan tegangan listrik atau kenaikan tegangan listrik secara tiba‐tiba dan dalam jangka waktu yang cukup lama.
· Polusi.
· Efek bahan kimia seperti semprotan obat pembunuh serangga, semprotan anti
· api, dll.
· Kebocoran seperti A/C, atap bocor saat hujan.
· Tindakan Kecelakaan dan disengaja
Tidak semua ancaman merupakan tindakan disengaja yang dilakukan dengan tujuan mencelakai. Beberapa merupakan kecelakaan yang disebabkan oelh orang-orang di
dalam ataupun diluar perusahaan. sama halnya
Jenis- Jenis Ancaman:
Malicious software, atau malware terdiri atas program-program lengkap atau segmen-segmen kode yang dapat menyerang suatu system dan melakukan fungsi-fungsi
yang tidak diharapkan oleh pemilik system. Fungsi-fungsi tersebut dapat menghapus file,atau menyebabkan sistem tersebut berhenti. Terdapat beberapa jensi
peranti lunak yang berbahaya, yakni:
a.
Virus
: Adalah program komputer yang dapat mereplikasi dirinya sendiri tanpa dapat diamati oleh si pengguna dan menempelkan salinan dirinya pada program-program
dan boot sector lain
b.
Worm
: Program yang tidak dapat mereplikasikan dirinya sendiri di dalam sistem, tetapi dapat menyebarkan salinannya melalui e-mail
c.
Trojan
Horse
: Program yang tidak dapat mereplikasi atau mendistribusikan dirinya sendiri, namun disebarkan sebagai perangkat
d.
Adware
: Program yang memunculkan pesan-pesan iklan yang mengganggu
e.
Spyware
: Program yang mengumpulkan data dari mesin pengguna
- RISIKO
Risiko Keamanan Informasi (Information Security Risk) didefinisikan sebagai potensi output yang tidak diharapkan dari pelanggaran keamanan informasi oleh
Ancaman keamanan informasi. Semua risiko mewakili tindakan yang tidak terotorisasi. Risiko-risiko seperti ini dibagi menjadi empat jenis yaitu:
- Pengungkapan Informsi yang tidak terotoritasis dan pencurian. Ketika suatu basis data dan perpustakaan peranti lunak tersedia bagi orang-orang yang seharusnya tidak memiliki akses, hasilnya adalah hilangnya informasi atau uang.
- Penggunaan yang tidak terotorisasi. Penggunaan yang tidak terotorisasi terjadi ketika orang-orang yang biasanya tidak berhak menggunakan sumber daya perusahaan mampu melakukan hal tersebut.
- Penghancuran yang tidak terotorisasi dan penolakan layanan. Seseorang dapat merusak atau menghancurkan peranti keras atau peranti lunak, sehingga menyebabkan operasional komputer perusahaan tersebut tidak berfungsi.
- Modifikasi yang terotorisasi. Perubahan dapat dilakukan pada data, informasi, dan peranti lunak perusahaan yang dapat berlangsung tanpa disadari dan menyebabkan para pengguna output sistem tersebut mengambil keputusan yang salah.
- PERSOALAN E-COMMERCE
E-Commerce memperkenalkan suatu permasalahan keamanan baru. Masalah ini bukanlah perllindungan data, informasi, dan piranti lunak, tetapi perlindungan dari
pemalsuan kartu kredit.
Kartu Kredit “Sekali pakai”
Kartu sekali pakai ini bekerja dengan cara berikut: saat pemegang kartu ingin membeli sesuatu seccar online, ia akan memperleh angka yang acak dari situs
web perusahaan kartu kredit tersebut. Angka inilah, dan bukannya nomor kartu kredit pelannggan tersebut, yang diberikan kepada pedadang e-commerce, yang
kemudian melaporkannya ke perusahaan kartu kredit untuk pembayaran.
Praktik keamanan yang diwajibkan oleh Visa
Visa mengumumkan 10 pratik terkait keamanan yang diharapkan perusahaan ini untuk diikuti oleh peritelnya. Peritel yang memilih untuk tidak mengikuti
praktik ini akan menghadapi denda, kehilangan keanggotaan dalam program visa, atau pembatasan penjualan dengan visa. Peritel harus :
1. Memasang dan memelihara firewall
2. Memperbaharui keamanan
3. Melakukan enkripsi data yang disimpan
4. Melakukan enkripsi pada data ynag dikirm
5. Menggunakan dan memperbaharui peranti lunak anti virus
6. Membatasi akses data kepada orang-orang yang ingin tahu
7. Memberikan id unik kepada setiap orang yang memiliki kemudahan mengakses data
8. Memantau akses data dengan id unik
9. Tidak menggunakan kata sandi default yang disediakan oleh vendor
10. Secara teratur menguji sistem keamanan
Selain itu, visa mengidentifikasi 3 praktik umum yang harus diikuti oleh peritel dalam mendapatkan keamanan informasi untuk semua aktivitas bukan hanya
yang berhubungan dengan e-commerce:
1. Menyaring karyawan yang memiliki akses terhadap data
2. Tidak meninggalkan data atau komputer dalam keadaan tidak aman
3. Menghancurkan data jika tidak dibutuhkan lagi
G. MANAJEMEN RISIKO (MANAGEMENT RISK)
Manajemen Risiko merupakan satu dari dua strategi untuk mencapai keamanan informasi.Risiko dapat dikelola dengan cara mengendalikan atau menghilangkan
risiko atau mengurangi dampaknya. Pendefenisian risiko terdiri atas empat langkah :
1. Identifikasi aset-aset bisnis yang harus dilindungi dari risiko
2. Menyadari risikonya
3. Menentukan tingkatan dampak pada perusahaan jika risiko benar-benar terjadi
4. Menganalisis kelemahan perusahaan tersebut
Tabel Tingkat Dampak dan Kelemahan
Dampak Parah
|
Dampak Signifikan
|
Dampak Minor
|
|
Kelemahan Tingkat Tinggi
|
Melaksanakan analisis kelemahan. Harus meningkatkan pengendalian
|
Melaksanakan analisis kelemahan. Harus meningkatkan pengendalian
|
Analisis kelemahan tidak dibutuhkan
|
Kelemahan Tingkat Menengah
|
Melaksanakan analisis kelemahan. Sebaiknya meningkatkan pengendalian.
|
Melaksanakan analisis kelemahan. Sebaiknya meningkatkan pengendalian.
|
Analisis kelemahan tidak dibutuhkan
|
Kelemahan Tingkat Rendah
|
Melaksanakan analisis kelemahan. Menjaga Pengendalian tetap ketat.
|
Melaksanakan analisis kelemahan. Menjaga Pengendalian tetap ketat.
|
Analisis kelemahan tidak dibutuhkan
|
Tingkat keparahan dampak dapat diklasifikasikan menjadi:
1. dampak yang parah (severe impact) yang membuat perusahaan bangkrut atau sangat membatasi kemampuan perusahaan tersebut untuk berfungsi
2. dampak signifikan (significant impact) yang menyebabkan kerusakan dan biaya yang signifikan, tetapi perusahaan tersebut tetap selamat
3. dampak minor (minor impact) yang menyebabkan kerusakan yang mirip dengan yang terjadi dalam operasional sehari-hari.
Setelah analisis risiko diselesaikan, hasil temuan sebaiknya didokumentasikan dalam laporan analisis risiko. Isi dari laporan ini sebaiknya mencakup
informasi berikut ini, mengenai tiap-tiap risiko:
- diskripsi risiko
- sumber risiko
- tingginya tingkat risiko
- pengendalian yang diterapkan pada risiko tersebut
- para pemilik risiko tersebut
- tindakan yang direkomendasikan untuk mengatasi risiko
- jangka waktu yang direkomendasikan untuk mengatasi risiko
Jika perusahaan telah mengatasi risiko tersebut, laporan harus diselesaikan dengan cara menambahkan bagian akhir :
- apa yang telah dilaksanakan untuk mengatasi risiko tersebut
KEBIJAKAN KEAMANAN INFORMASI
Suatu kebijakan keamanan harus diterapkan untuk mengarahkan keseluruhan program. Perusahaan dapat menerapkan keamanan dengan pendekatan yang bertahap,
diantaranya:
- Fase 1, Inisiasi Proyek. Membentuk sebuah tim untuk mengawas proyek kebijakan keamanan tersebut.
- Fase 2, Penyusunan Kebijakan. Berkonsultasi dengan semua pihak yang berminat dan terpengaruh.
- Fase 3, Konsultasi dan persetujuan. Berkonsultasi dengan manajemen untuk mendapatkan pandangan mengenai berbagai persyaratan kebijakan.
- Fase 4, Kesadaran dan edukasi. Melaksanakan program pelatihan kesadaran dan edukasi dalam unit-unit organisasi.
- Fase 5, Penyebarluasan Kebijakan. Kebijakan ini disebarluaskan ke seluruh unit organisasi dimana kebijakan tersebut dapat diterapkan.
Kebijakan Keamanan yang Terpisah dikembangkan untuk
a. Keamanan Sistem Informasi
b. Pengendalian Akses Sistem
c. Keamanan Personel
d. Keamanan Lingkungan Fisik
e. Keamanan Komunikasi data
f. Klasifikasi Informasi
g. Perencanaan Kelangsungan Usaha
h. Akuntabilitas Manajemen
Kebijakan terpisah ini diberitahukan kepada karyawan, biasanya dalam bentuk tulisan, dan melalui program pelatihan dan edukasi. Setelah kebijakan ini
ditetapkan, pengendalian dapat diimplementasikan.
- PENGENDALIAN
Pengendalian (control)
adalah mekanisme yang diterapkan baik untuk melindungi perusahaan dari resiko atau untuk meminimalkan dampak resiko tersebut pada perusahaan jika resiko
tersebut terjadi. Engendalian dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
1.
PENGENDALIAN TEKNIS
Pengendalian teknis (technical control)
adalah pengendalian yang menjadi satu di dalam system dan dibuat oleh para penyusun system selam masa siklus penyusunan system. Didalam pengendalian
teknis, jika melibatkan seorang auditor internal didalam tim proyek merupakan satu cara yang amat baik untuk menjaga agar pengendalian semacam ini menjadi
bagian dari desain system. Kebanyakan pengendalian keamanan dibuat berdasarkan teknologi peranti keras dan lunak.
A.
Pengendalian Akses
Dasar untuk keamanan melawan ancaman yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak diotorisasi adalah pengendalian akses. Alasannya sederhana: Jika orang yang tidak diotorisasi tidak diizinkan mendapatkan akses terhadap sumber daya informasi, maka pengrusakan
tidak dapat dilakukan.
Pengendalian akses dilakukan melalui proses tiga tahap yang mencakup:
1.
Identifikasi pengguna.
Para pengguna pertama-tama mengidentifikasi diri mereka dengan cara memberikan sesuatu yang mereka ketahui, misalnya kata sandi. Identifikasi
dapat pula mencakup lokasi pengguna, seperti nomor telepon atau titik masuk jaringan.
2.
Autentifikasi pengguna.
Setelah identifkasi awal telah dilakukan, para pengguna memverikasi hak akses dengan cara memberikan sesuatu yang mereka miliki, seperti smart card atau tanda tertentu atau chip identifikasi. Autentifikasi pengguna dapat juga dilaksanakan dengan cara memberikan sesuatau
yang menjadi identitas diri, seperti tanda tangan atau suara atau pola suara.
3.
Otorisasi pengguna.
Setelah pemeriksaan identifikasi dan autentifikasi dilalui, seseorang kemudian dapat mendapatkan otorisasi untuk memasuki tingkat atau derajat penggunaan
tertentu. Sebagai contoh, seorang pengguna dapat mendapatkan otorisasi hanya untuk membaca sebuah rekaman dari suatu file, sementara pengguna yang
lain dapat saja memiliki otorisasi untuk melakukan perubahan pada file tersebut.
Identifkasi dan autentifikasi
memanfaatkan profil pengguna (user profile), atau deskripsi pengguna yang terotorisasi. Otorisasi memanfaatkan file pengendalian akses (acess control file)yang menentukan tingkat akses yang tersedia bagi tiap pengguna.
Setelah para pengguna memenuhi syarat tiga fungsi pengendalian kases, mereka dapat menggunakan sumber daya informasi yang terdapat di dlaam batasan file
pengendalian akses. Pencatatan audit yang berbasis komputer terus dilakukan pada semua aktivitas pengendalian akses, seperti tanggal dan waktu serta
identifikasi terminal, dan digunakan untuk mempersiapkan laporan keuangan.
B.
System Deteksi Gangguan
Logika dasar dari system deteksi gangguan adalah mengenali upaya pelanggaran keamanan sebelum memiliki kesempatan untuk melakukan perusakan. Salah
satu contoh yang baik adalah peranti lunak proteksi virus (virus protection software) yang telah terbukti efektif melawan virus
yang terkirim melalui e-mail. Peranti lunak tersebut mengidentifikasi pesan pembawa virus dan memperingatkan si pengguna.
Contoh deteksi pengganggu yang lain adalah peranti lunak yang ditujukan untuk mengidentifikasikan calon pengganggu sebelum memiliki kesempatan untuk
membahayakan.Peralatan prediksi ancaman dari dalam (insider threat prediction tool) telah disusun sedemikian rupa sehingga dapat
mempertimbangkan karakteristik seperti posisi seseorang di dalam perusahaan, akses ke dalam data yang sensitive, kemampuan untuk mengubah komponen peranti
keras, jenis aplikasi yang digunakan, file yang dimilki, dan penggunaan protocol jaringan tertentu. Hasil pembuatan profilan seperti ini, yang
beberapa berbentuk kuantitatif, dapat mengklasifikasikan ancaman internal ke dalam kategori seperti ancaman yang disengaja, potensi ancaman kecelakaan, mencurigakan, dan tidak berbahaya.
C.
Firewall
Sumber daya komputer selalu berada dalam resiko jika terhubung ke jaringan. Salah satu pendekatan keamanan adalah secara fisik memisahkan situs Web
perusahaan dengan jaringan internal perusahaan yang berisikan data sensitive dan system informasi. Cara lain adalah menyediakan kata sandi kepada mitra
dagang yang memungkinkannya memasuki jaringan internal dari Internet.
Pendekatan ketiga adalah membangun dinding pelindung atau firewall. Firewall berfungsi sebagai penyaring dan penghalang yeng membatasi
aliran data ked an dari perusahaan tersebut dan Internet. Konsep dibalik firewall adalah dibuatnya suatu pengaman untuk semua komputer pada
jaringan perusahaan dan bukannya pengaman terpisah untuk masing-masing computer. Beberapa perusahaan yang menawarkan peranti lunak antivirus (seperti
McAfee diwww.mcafee.com dan www.norton.com ) sekarang memberikan peranti
lunak firewall tanpa biaya ekstra dengan pembelian produk antivirus mereka.
Ada tiga jenis firewall, yaitu:
1.
Firewall Penyaring Paket.
Router
adalah alat jaringan yang mengarahkan aliran lalu lintas jaringan. Jikarouter diposisikan antara Internet dan jaringan internal, maka router dapat
berlaku sebagai firewall. Router dilengkapi dengan table data dan alamat-alamat IP yang menggambarkan kebijakan penyaringan. Untuk
masing-masing transmisi, routermengakses table-tabelnya dan memungkinkan hanya beberapa jenis pesan dari beberapa lokasi Internet (alamat IP)
untuk lewat. Alamat IP (IP Address) adalah serangkaian empat angka (masing-masing dari 0 ke 255) yang secara unik mengidentifikasi masing-masing
computer yang terhubung dengan Internet. Salah satu keterbasan router adalah routerhanya merupakan titik tunggal keamanan, sehingga jika
hacker dapat melampuinya perusahaan tersebut bisa mendapatkan masalah. “IP spoofing”, yaitu menipu table aksesrouter, adalah dalah satu
metode yang digunakan untuk pembajak untuk menipu router.
2.
Firewall Tingkat Sirkuit.
Salah satu peningkatan keamanan dari router adalah firewall tingkat sirkuit yang terpasang antara Internet dan jaringan perusahaan tapi
lebih dekat dengan medium komunikasi (sirkuit) daripada router. Pendekatan ini memungkinkan tingkat autentifikasi dan penyaringan yang tinggi,
jauh lebih tinggi dibandingkan router. Namun, keterbatasan dari titik tunggal keamanan tetap berlaku.
3.
Firewall Tingkat Aplikasi.
Firewall
ini berlokasi antara router dan computer yang menajlankan aplikasi tersebut. Kekuatan penuh pemeriksaan keamanan tambahan dapat dilakukan. Setelah
permintaan diautentifikasi sebagai permintaan yang berasal dari jaringan yang diotorisasi (tingkat sirkuit) dan dari computer yang diotorisasi (penyaringan
paket), aplikasi tersebut dapat memnita informasi autentifikasi yang lebih jauh seperti menanyakan kata sandi sekunder, mengonfirmasikan identitas, atau
bahkan memeriksa apakah permintaan tersebut berlangsung selama jam-jam kerja biasa. Meskipun merupakan jenis firewall yang paling efektif, firewall ini cenderung untuk mengurangi akses ke sumber daya. Masalah lain adalah seorang programmer jaringan harus penulis kode program yang
spesifik untuk masing-masing aplikasi dan mengubah kode tersebut ketika aplikasi ditambahkan, dihapus, dimodifikasi.
D.
Pengendalian Kriptografis
Data dan informasi yang tersimpan dan ditransmisikan dapat dilindungi dari pengungkapan yang tidak terotorisasi dengan kriptografi, yaitu penggunaan kode
yang menggunakan proses-proses matematika. Data dan informasi tersebut dapat dienkripsi dalam penyimpanan dan juga ditransmisikan kedalam jaringan. Jika
seseorang yang tidak memiliki otorisasi memperoleh akses enkripsi tersebut akan membuat data dan informasi yang dimaksud tidak berarti apa-apa dan mencegah
kesalahan penggunaan.
Popularitas kriptografis semakin meningkat karena e-commerce, dan produk khusus ditujukan untuk meningkatkan keamanan e-commerce telah
dirancang. Salah satunya adalah SET (Secure Electronic Transactions), yang ,melakukan pemeriksaan keamanan menggunakan tanda tangan digital. Tanda
tangan ini dikeluarkan kepada orang-orang yang dapat berpartisispasi dalam transaksi e-commerce – pelanggan, penjual, dan institusi keuangan. Dua
tanda tangan biasanya digunakan menggantikan nomor kartu kredit.
E.
Pengendalian Fisik
Peringatan pertama terhadap gangguan yang tidak terotorisasi adalah mengunci pintu ruangan computer. Perkembangan seterusnya menghasilkan kunci-kunci yang
lebih canggih yaitu dibuka dengan cetakan telapak tangan dan cetakan suara, serta kamera pengintai dan alat penjaga keamanan. Perusahaan dapat melaksanakan
pengendalian fisik hingga pada tahap tertinggi dengan cara menempatkan pusat komputernya ditempat terpencil yang jauh dari kota dan jauh dari wilayah yang
sensitive terhadap bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan badai.
F.
Meletakkan Pengendalian Teknis Pada Tempatnya
Anda dapat melihat dari daftar penjang pengendalian teknis ini (dan tidak semuanya dicantumkan), bahwa teknologi telah banyak digunakan untuk mengamankan
informasi. Pengendalian teknis dikenal sebagai yang terbaik untuk keamanan. Perusahaan biasanya memilih dari daftar ini dan menerapkan kombinasi yang
dianggap menawarkan pengaman yang paling realisitis.
2.
PENGENDALIAN FORMAL
Pengendalian formal mencakup penentuan cara berperilaku, dokumentasi prosedur dan praktik yang diharapkan, dan pengawasan serta pencegahan perilaku yang
berbeda dari panduan yang berlaku. Pengendalian ini bersifat formal karena manajemen menghabiskan banyak waktu untuk menyusunnya, mendokumentasikannya
dalam bentuk tulisan, dan diharapkan dapat berlaku dalam jangka panjang.
3.
PENGENDALIAN INFORMAL
Pengendalian informal mencakup program-program pelatihan dan edukasi serta program pembangunan manajemen. Pengendalian ini ditujukan untuk menjaga agar
para karyawan perusahaan memahami serta mendukung program keamanan tersebut.
a.
MENCAPAI TINGAKAT PENGENDALIAN YANG TEPAT
Ketiga jenis pengendalian – teknis, formal, dan informal – mengharuskan biaya. karena bukanlah merupakan praktik bisnis yang baik untuk mengahabiskan lebih
banyak uang pada pengendalian dibandingkan biaya yang diharapkan dari resiko yang akan terjadi, maka pengendalian harus ditetapkan pada tingkat yang
sesuai. Dengan demikian, keputusan untuk mengendalikan pada akhirnya dibuat berdasarkan biaya versus keuntungan, tapi dalam beberapa industry terdapat pula
pertimbangan-pertimbangan lain.
b.
DUKUNGAN PEMERINTAH DAN INDUSTRI
Beberapa organisasi pemerintahan dan internasional telah menentukan standar-standar yang ditujukan untuk menjadi panduan organisasi yang ingin mendapatkan
keamanan informasi. Beberapa standar ini berbentuk tolak ukur, yang telah diidentifikasi sebelumnya sebagai penyedia strategi alternative untuk manajemen
resiko. Organisasi tidak diwajibkan mengikuti standar ini, namun standar ini ditujukan untuk memberikan bantuan kepada perusahaan dalam menentukan tingkat
target keamanan. Berikut ini adalah beberapa contohnya :
· BS7799 Milik Inggris
· BSI IT Baseline Protection Manual
· COBIT
· GASSP (Generally Accepted System Security Principles)
· ISF Standard of Good Practice
Tidak ada satupun dari standar-standar ini yang menawarkan cakupan yang menyeluruh dari masalah ini. Namun, jika disatukan, standar-standar tersebut
menjadi dasar yang baik untuk diikuti perusahaan dalam menentukan kebijakan keamanan informasinya sendiri yang mendukung budaya organisasi tersebut.
c.
PERATURAN PEMERINTAH
Pemerintah baik di Amerika Serikat maupun Inggris telah menentukan standard an menetapkan standardan menetapkan peraturan yang ditujukan untuk menaggapi
masalah pentingnya keamanan informasi yang makin meningkat, terutama setelah peristiwa 9/11 dan semakin meluasnya internet serta peluang terjadinya
kejahatan computer. Beberapa dioantaranya adalah :
· Standar Keamanan Komputer Pemerintah Amerika Serikat
· Undang-undang Anti Terorisme, Kejahatan, dan Keamanan Inggris ( ATCSA) 2001
STANDAR INDUSTRI
The Center for Internet Security (CIS) adalah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk membantu para mengguna computer guna membuat system mereka lebih
aman. Bantuan diberikan melalui dua produk – CIS Benchmark dan CIS Scoring Tools.
SERTIFIKASI PROFESIONAL
Mulai tahun 1960-an,profesi TI mulai menawarkan program sertifikasi. Tiga contoh berikut mengilustrasikan cakupan dari program-program ini.
· Asosiasi Audit Sistem dan Pengendalian
· Konsersium Sertifikasi Keamanan Sistem Informasi Internasional
· Institute SANS
MELETAKKAN MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI PADA TEMPATNYA
Perusahaan harus mencanangkan kebijakan manajemen keamanan informasi sebelum menempatkan pengendalian yang didasarkan atas identifikasi ancaman dan risiko
ataupun atas panduan yang diberikan oleh pemerintah atau asosiasi industri. Perusahaan harus mengimplementasikan gabungan dari pengendalian teknis, formal,
dan informal yang diharapkan untuk menawarkan tinngkat keamanan yang diinginkan pada batasan biaya yang ditentukan dan sesuai dengan pertimbangan lain yang
membuat perusahaan dan sistemnya mamapu berfungsi secara efektif.
I.
MANAJEMEN KEBERLANGSUNGAN BISNIS
Manajemen keberlangsungan bisnis (bussines continuity management – BCM) adalah aktivitas yang ditujukan untuk menentukan operasional setelah terjadi
gangguang sistem informasi. Pada tahun awal penggunaan komputer, aktivitas ini disebut perencanaan bencana (disaster planing), namun istilah yang lebih
positif perencanaan kontijensi (contigency plan), menjadi populer. Elemen penting dalam perenccanaan kontijensi adalah rencana kontijensi, yang merupakan
dokumen tertulis, formal yang menyebutkan secara detail tindakan-tindakan yang harus dilakukan jika terjadi gangguan, atau ancaman gangguan, pada operasi
komputasi perusahaan.
Banyak perusahaan telah menemukan bahwa, dibanding sekedar mengandalkan, satu rencana kontijensi besar, pendekatan yang terbaik adalah merancang beberapa
sub rencana yang menjawab beberapa kontijensi yang spesifik. Sub rencana yang umum mencakup :
Rencana darurat (Emergency plan).
Rencana darurat menyebutkan cara-cara yang akan menjaga keamanan karyawan jika bencana terjadi. Cara-cara ini mencakup sistem alarm, prosedur evakuasi dan
sistem pemadaman api.
Rencana cadangan.
Perusahaan harus mengatur agar fasilitas komputer cadangan tersedia seandainya fasilitas yang biasa hancur atau rusak sehingga tidak digunakan. Cadangan
ini dapat diperoleh melalui kombinasi dari :
- Redudansi. Peranti keras, peranti lunak dan data di duplikasikan sehingga jika satu set tidak dapat dioperasikan, set cadangannya dapat meneruskan proses.
- Keberagaman. Sumber daya informasi tidak dipasang pada tempat yang sama, komputer dibuat terpisah untuk wilayah operasi yang berbeda-beda.
- Mobilitas. Perusahaan dapat membuat perjanjian dengan para pengguna peralatan yang sama sehingga masing-masing perusahan dapat menyediakan cadangan kepada yang lain jika terjadi bencana besar. Pendekatan yang lebih detail adalah membuat kontrak dengan jasa pelayanan cadangan hot site dan cold site. Hot site adalah fasilitas komputer lengkap yang disediakan oleh pemasok untuk pelanggannya untuk digunakan jika terdapat situasi darurat. Cold site hanya mencakup fasilitas bangunan namun tidak mencakup fasilitas komputer
Rencana catatan penting.
Catatan penting (vital records) perusahaan adalah dokumen kertas, microform dan media penyimpanan optimis dan magnetis yang penting untuk meneruskan bisnis
perusahaan tersebut. Rencana catatan penting (vital records plan) menentukan cara bagaimna catatan penting tersebut harus dilindungi. Selain menjaga
catatan tersebut di situs komputer, cadanan harus disimpan dilokasi. Semua jenis catatan dapat secara fisik dipindahkan ke lokasi terpencil tersebut, namun
catatan komputer dapat ditransmisikan secara elektronik.
MELETAKKAN MANAJEMEN KEBERLANGSUNGAN BISNIS PADA TEMPATNYA
Manajemen keberlangsungan bisnis merupakan salah satu bidang pengunaan komputer dimana kita dapat melihat perkembangan besar. Banyak upaya telah
dilaksanakan untuk mengembangkan perencanaan kontijensi, dan banyak informasi serta bantuan telah tersedia. Tersedia pula rencana dalam paket sehingga
perusahaan dapat mengadaptasinya ke dalam kebutuhan khususnya. Sistem komputer TAMP memasarakan sistem pemulihan bencana (disaster recovery system – DRS)
yang mencakup sistem manajemen basis dasa, instruksi, dan perangkat yang dapat digunakan untuk mempersiapkan rencana pemulihan. Panduan dan garis besar
tersedia bagi perusahaan untuk digunakan sebagai titik awal atau tolak ukur.
BAB III
PENUTUP
Dalam dunia masa kini, banyak organisasi semakin sadar akan pentingnya menjaga seluruh sumber daya mereka, baik yang bersifat virtual maupun fisik agar
aman dari ancaman baik dari dalam atau dari luar. Istilah keamanan sistem digunakan untuk mengambarkan perlindungna baik peralatan komputer dan
nonkomputer, fasilitas,data dan informasi dari penyalahgunaan pihak-pihak yang tidak berwenang. Aktivitas untuk menjaga agar sumber daya informasi tetap
aman disebut manajemen keamanan informasi (information security management – ISM ), sedangkan aktivitas untuk menjaga agar perusahaan dan sumber daya
informasinya tetap berfungsi setelah adanya bencana disebut manajemen keberlangsungan bisnis (bussiness continuity management – BCM). Istilah manajemen
risiko (risk management) dibuat untuk menggambarkan pendekatan ini dimana tingkat keamanan sumber daya informasi perusahaan dibandingkan dengan risiko yang
dihadapinya.
Ancaman Keamanan Informasi (Information Security Threat) merupakan orang, organisasi, mekanisme, atauperistiwa yang memiliki potensi untuk membahayakan
sumber daya informasi perusahaan. Pada kenyataannya, ancaman dapat bersifat internal serta eksternal dan bersifat disengaja dan tidak disengaja.
Risiko Keamanan Informasi (Information Security Risk) didefinisikan sebagai potensi output yang tidak diharapkan dari pelanggaran keamanan informasi oleh
Ancaman keamanan informasi. E-Commerce memperkenalkan suatu permasalahan keamanan baru. Masalah ini bukanlah perllindungan data, informasi, dan piranti
lunak, tetapi perlindungan dari pemalsuan kartu kredit. Pengendalian (control) adalah mekanisme yang diterapkan baik untuk melindungi
perusahaan dari resiko atau untuk meminimalkan dampak resiko tersebut pada perusahaan jika resiko tersebut terjadi. Engendalian dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu : teknis, formal dan informal.
DAFTAR PUSTAKA
Reymond, MC Leod. 2009. Sistem Informasi Manajemen. Salemba Empat
http://megyanggraini.blogspot.com/2013/07/sistem-informasi-manajemen-keamanan.html
.